July 15, 2022

Jurnal Matrikulasi – Bersiap Menjadi Changemaker (Zona 4 Misi 10)

 

 

Bismillah,

Tidak terasa pekan ini adalah pekan terakhir untuk program matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 10. Masih ada kesempatan untuk skip misi, tetapi rasanya sayang. Karena niat di awal adalah ingin berubah, maka diriku sudah benar-benar bertekad untuk menyelesaikan misi 10 ini supaya tuntas dan memberikan insight serta perubahan untuk diri ini.

Tidak menyangka ternyata satu persatu misi sudah selesai dikerjakan, lolos setiap pekan, sampai akhirnya menyelesaikan penyelaman dengan penjelajah dan para brauna. Sudah saatnya memilih oleh-oleh untuk dibawa pulang. Yeay!

Menjadi Changemaker atau si Pembuat Perubahan rasanya kok “wow” sekali, dalam artian pertama akli aku membayangkan changemaker ini seperti melakukan perubahan di lingkup masyarakat yang lebih luas. Berkaca pada diri sendiri, aku seorang yang kuper, tidak suka keluar rumah bahkan hanya sekedar basa-basi karena “it is not my thing”. Selain itu aku tipe orang yang kelelahan jika bertemu banyak orang. Sudah cukup aku bersosialisasi dengan Ibu-Ibu yang mengantar anak-anak ke Bimba dan dengan guru-guru Bimba. Rasanya seperti tersedot energi lebih banyak dan jadi tidak fokus.

 

Pengamatan kondisi sekitar dengan kacamata empatiku

Misi 10 ini memiliki judul “Bersiap Menjadi Changemaker”, changemaker terlalu luas jangkauannya ketika menilik artinya. Padahal diri ini saja masih banyak yang harus berubah. Masih harus menjadi changemaker untuk diri sendiri. Maka dari itu, changemaker ini aku artikan lebih sempit ke diri sendiri dan ke keluarga.

Hal yang mendapat perhatian terutama lingkungan pribadi keluarga adalah tentang sampah.

Tahun 2021 yang lalu, kami sekeluarga pindah ke lingkungan baru ini. Sebuah perumahan di sebuah kecamatan kecil di Kabupaten Bogor. Kami pindah karena suami dipindah tugaskan ke pabrik pusat yang berada di dekat tempat tinggal kami. Mulanya suami mencoba untuk dilaju tetapi tidak bisa. Kemudian suami memutuskan untuk kos dan pulang ke rumah setiap seminggu sekali. Nyatanya kami yang tidak terbiasa LDM merasa kehilangan satu sama lain. Terutama anak-anak yang juga sangat dekat dengan ayahnya.

Sebelumnya kami tinggal di wilayah yang memiliki karakteristik lebih urban dibandingan disini. Lebih dekat dengan Jakarta, lebih dekat dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi, Pendidikan, teknologi dan jasa yang lebih kompleks.

Di gang tempat kami tinggal kebetulan ada komunitas yang berada di bawah dinas lingkungan hidup kota yang memang mengurusi tentang daur ulang. Setiap bulan kami bisa mengumpulkan pilahan sampah yang sudah kami kumpulkan ke rumah seorang tetangga kami. Kriteria sampahnya pun dijelaskan, missal sampah elektronik, sampah plastic, dan kertas. Untuk smapah plastic baiknya sudah bersih sehingga ketika dikumpulkan tidak menimbulkan bau dan mengundang bakteri.

Sampai disini, karena tidak ada komunitas tersebut, jadi menurun lagi semangat untuk memilah sampah. Akhirnya baru beebrapa waktu kemarin sadar kembali setelah mengumpulkan sampah bekas wadah kosmetik, sabun, sampo, dan bungkus dari paket belanja online. Terlalu banyak sampah yang dihasilkan setiap hari dan juga barang-barang yang tidak kami gunakan lagi yang belum sempat kami pilah sebelum pindahan.

Analisis Langkah kecil yang bisa aku lakukan

Karena sampah adalah hasil buangan dari rumah tangga kami, maka dari aku ingin memperbaiki kembali system pembuangan dan daur ulang sampah di rumah. Terkait dengan sampah kertas, botol bekas, pampers anak, bekas susu UHT, pospak, botol beling dan sisa makanan. 

Aku mulai mengumpulkan kembali materi pengolahan limbah rumah tangga dan penyalur yang mau menerima serta syarat-syarat limbah daur ulang yang bisa diterima. 

Semoga hal kecil yang aku mulai dari rumah tanggaku sendiri, bisa aku tumbuhkan dan salurkan ke tetangga dan dengan cakupan yang lebih luas lagi. 

Surat Cinta Untuk My Best Support System

Untuk surat cinta, mohon maaf jika tidak bisa dipublish di media social. Biarlah surat ini benar-benar aku tujukan padanya hehehe.

Perasaanku ketika mendapat respon surat cinta

Hahahaha sebagaimana suratku yang rahasia, maka ini juga rahasia yaa...yang jelas bahagia. 

 

Alhamdulillah semoga bisa melanjutkan ke jenjang selanjutnya. 

See ya!

Wassalam

 


No comments:

Post a Comment

Masuk Sekolah

  Assalamualaykum teman-teman blog! Sudah lama sekali ga menyapa lewat blog, alasan klasik tolong diterima ya.                          ...