December 30, 2013

Tamu Baru di tahun 2014



Tulisan ini bukan tulisan menolak atau menerima pembangunan mall yang sudah terlanjur, tulisan ini hanya pemikiran dan perasaan penulis. Bukan sebuah media provokasi untuk menyudutkan pemerintah atau mengutuki investor, tetapi ajakan untuk mengawal perkembangan pembangunan yang mungkin bisa menimbulkan masalah-masalah baru. Penulis tidak munafik jika nanti mall-mall tersebut sudah jadi penulis menolak untuk mendatangi mall. Yang pasti, penulis melalui tulisan ini mengajak masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya baik masyarakat lokal maupun pendatang yang menetap dalam waktu lama untuk peduli dengan kondisi di sekitar. Jangan sampai hal-hal macam ini bisa kecolongan lagi.

Berkali-kali aku mengikuti diskusi tentang pembangunan mall serta dampak bagi keistimewaan Yogyakarta. Tak perlu ragu lagi, aku bahkan ikut nebeng bincang dengar dengan sebuah komunitas yang aktif aku ikuti setahun lalu dengan Bappeda Sleman tentang pembangunan mall-mall tersebut. Mungkin beberapa orang yang sudah baca rilis di www.pemudatataruang.org sudah tahu, jika pembangunan mall tersebut adalah bentuk kealpaan pemerintah. Seperti bermain sepakbola, pemerintah sleman merasa kecolongan 5 goal di gawangnya. Bukan karena apa-apa, hanya karena sebuah institusi pemerintah akan bekerja melalui peraturan, jadi jika peraturan terkait tidak ada, halal pembangunan mall tersebut dilakukan. Sah menurut hukum.

Sebagai mahasiswa Gadjah Mada yang sudah hampir akan 5 tahun lalu-lalang di Sleman dan sekitarnya, bukan aku sombong atau kemaki dengan pembangunan tersebut. Pertama kali aku membaca berita di situs surat kabar nasional bagian properti tentang isu pembangunan mall tersebut, aku gusar. Mungkin beberapa teman yang satu frekuensi denganku juga seperti itu. Padahal selama ini, salah satu tempat nongkrong yang kaunjungi juga mall.  Meskipun hanya window shopping, berandai-andai memiliki barang-barang yang di etalase beberapa mall yang sekarang sudah eksis pun bagiku sudah cukup. Aku tidak perlu memilikinya. Meet up dengan beberapa teman yang butuh suasana lain selain sekitar kampus, maka destinasi kami adalah mall. Mengantri loket film saat sebuah film sedang tayang dengan embel-embel box office, aku bela-belain datang ke mall dan ikut euphoria tersebut.

Beberapa pihak juga mengutuki pembangunan lima mall yang kelak akan menjadi dewa-dewa pengharapan beberapa masyarakat yang mungkin saat ini sedang mencari pekerjaan. Di sebuah jejaring sosial bikinan Zuckerberg yang memiliki nama akun Kota Yogyakarta, sekalinya isu pembangunan mall tersebut diluncurkan, sudah barang tentu menuai kritikan dan kecaman warga yogyakarta dan sekitarnya. Mereka mayoritas menolak pembangunan tersebut. Dengan berbagai alasan yang menurutku romantis dan picisan. Yogyakarta memang layak mendapat perhatian seperti itu. Aku mengakuinya.

Suatu kali, setelah aku ikut audiensi bappeda tersebut, aku mengikuti diskusi publik yang komunitasku adakan. Diskusi tersebut melibatkan teman-teman yang juga asli yogyakarta serta pendatang seperti aku. Beberapa teman ada yang sepaham denganku, secara idealis kami menolak pembangunan mall. Meskipun aku yakin, mereka juga sering nongki-nongki di mall, walau Cuma beli eskrim 5ribuan. Tetapi di sisi lain, ada juga yang setuju. Mendukung pembangunan mall dengan beragam alasan yang juga masuk akal.

Teman asli yogyakarta yang tidak setuju menyatakan “Mall kan itu konsumtif, ga sesuai dengan kebiasaan masyarakat Yogyakarta. Masyarakat Yogyakarta masih suka belanja ke Pasar-pasar tradisional. Mall kan hadir salah satunya buat mewadahi pendatang-pendatang terutama yang berasal dari kota besar yang kesehariannya melihat banyak mall.”

Ada juga yang komen “Wah malah bagus. Kalo mall dibangun terus sebelahnya ada apartemen bukannya kompak banget? Orang yang tinggal di apartemen ga perlu jauh-jauh belanja ke mall yang jaraknya jauh dari apartemennya. Bisa mereduksi perjalanan dan mengurangi macet.”

Kemudian temanku yang entah dia di kubu apa berkomentar (kurang lebih isinya) “Ya masa kita mau ngelarang orang dateng ke mall? Lagian, kalo alasannya kehadiran 5 mall tersebut karena Yogyakarta kota budaya nanti budayanya akan hilang, seberapa tau sih kita tentang budaya? Ngerti emang kita tentang budaya?”

Di dalam hati saat itu aku ngakak, iya, ngerti apa sih aku tentang budaya, sok-sokan bilang nanti budaya bakal ilang. Orang awam kaya aku, mana ngerti sih tentang budaya? Budaya yang gimana yang kita tahu?

Ingat juga komen seorang dosen “Apa mungkin untuk ttp mempertahankan budaya Yogyakarta nya biar tetap terasa pintu masuk mallnya dibikin kaya Joglo gtu dibuat ukir-ukiran? Terus pegawainya pake surjan dan kebaya?”

Memunculkan kekhasan Yogyakarta di mall mungkin maksudnya supaya tetep kerasa Yogyakarta adalah kota yang masih nguri-uri kebudayaan Jawa.



Pembangunan akan selalu menghasilkan dualisme respon masyarakat yang pro serta kontra. Pada awalnya aku kontra, kentara sekali dengan berbagai postingan link di jejaring sosial bahkan blog di beberapa tulisan lalu ttg penentangan mall secara frontal. Saat itu aku masih belum tahu posisi pembangunan tersebut masih berupa wacana atau masih gosip saja, maklum kan tahun politik di depan mata, mungkin aja ada kepentingan politik, sedikit curiga.


Setelah ikut audiensi, aku baru tahu dimana posisi pembangunan tersebut sekarang. Sudah ada persetujuan dari daerah, masyarakat sekitar sudah teken kontrak, media sudah memberitakan berita tersebut dengan yakin. Nasi sudah jadi bubur. Sebelum mall-mall tersebut benar-benar berdiri dan beroperasi, mungkin ini adalah saatnya kita yang ikut ngomong supaya kahadiran mereka yang diawalnya udah bikin kontra selanjutnya ga jadi masalah. Misal, masalah parkir. Pak Dona bagian perkotaan Bappeda Sleman mengatakan bahwa sebagai langkah antisipasi, pihaknya telah mengeluarkan peraturan tentang perparkiran. Bahwa setiap mall yang akan beroperasi harus menyediakan sirkulasi parkir di dalam, bukan di jalan sehingga tidak menimbulkan kemacetan. Mungkin ada saran lainnya?

Iklim investasi di Yogyakarta mungkin sedang baik. Para investor yang berkantong tebal itu sudah memikirkan untung rugi. Pak Kemal, GM UN-Habitat Indonesia dalam diskusinya tadi malam beropini bahwa pasti investor-investor tersebut bertaruh banyak uang dengan gambling seperti ini. Mereka ga akan mungkin berani mendirikan mall-mall yang berkelas tersebut apalagi dengan embel-embel terbesar di Jawa Tengah dan DIY, tanpa memikirkan untung ruginya. Yogyakarta sebagai kota tujuan wisata, kota pendidikan dan serentetan gelar lainnya merupakan magnet yang bisa menarik orang-orang masuk.

Investor dalam hal ini bukan hanya sekelompok orang yang berduit banyak yang asal ada tanah kosong bangun. Mereka pasti sudah melakukan survey pasar terkait lokasi-lokasi mereka akan membangun mall nya. 5 mall yang akan dibangun ini berada dibawah naungan tangan-tangan investor yang berbeda. Kelimanya adalah investor yang sudah punya nama di medan persaingan properti Indonesia.  

Kita mungkin bisa meramalkan mall mana saja yang bakalan collapse duluan. Seperti Saphire salah satu mall Yogyakarta yang collapse duluan dibanding 3 mall lainnya. Usut punya usut, cerita punya cerita, faktor lokasi dan barang dagangan di Saphire lah yang menyebabkan dia tidak bisa bertahan dalam persaingan perebutan konsumen pasar. Lokasinya yang berada di tengah antara anchor Galeria dan Ambarukmo Plaza merupakan faktor lokasi yang tidak selaras dengan naluri perilaku manusia. Secara alamiah manusia berjalan menuju sebuah destinasi, terdapat kecenderungan sebuah lokasi yang berada di ujung memiliki pengaruh besar bagi manusia dibanding lokasi yang berada di tengah.

Melihat desain-desain futuristik, brand-brand luar yang akan masuk ke mall-mall baru ini aku belum bisa meraba, mana mall yang akan bangkrut duluan. Saat ini saja Yogyakarta City Mall yang berlokasi di Jalan Magelang sudah membuka Matahari  serta Hypermart untuk pengunjung. Padahal mall tersebut masih underconstruction. Apa ini salah satu strategi mereka untuk mencuri start, melihat lawan-lawan lainnya masih dalam tahap awal?

Kejadian ini harus menjadi tamparan sekaligus pembelajaran yang harus diawasi ketat terutama oleh masyarakat Yogyakarta sendiri. Sikap nerimo yang sudah menjadi ciri khas masyarakat lokal sebaiknya harus dikondisikan. Nerimo bukan harus dilakukan untuk sebuah kejadian yang seperti ini. Oke kita nerimo, tapi mesti juga memberi pengawasan. Tidak mau kan, Yogyakarta menjadi Jakarta ke dua? Peringatan macet dan banjir sudah ada di depan mata. Sebelum benar-benar menjadi penyakit yang sulit disembuhkan, mari mencoba perlahan menahan arus. Mencoba menggalang kekuatan bukan untuk menentang pemerintah, bukan untuk merusak mall yang dibangun investor, tapi mengawal perkembangannya. Menjadi masyarakat yang cerdas dan tanggap bencana dimulai dari sekarang, sebelum hal-hal buruk terjadi.

Sisi lain, bersyukurlah dengan adanya pembangunan mall-mall ini. Pembangunan yang melibatkan banyak tenaga bangunan dan kelak pegawai mall sudah mengurangi jumlah penganggur di Yogyakarta. Nah, mungkin bisa jadi satu usulan buat investor yang bisa dilayangkan oleh pemerintah, bahwa pegawai mall-mall baru harus merupakan warga D.I Yogyakarta. Bukan pegawai bawaan dari daerah lain. Salah satu cara mengurangi migrasi penduduk masuk, mengingat Yogyakarta sudah padat dan bisa jadi hal positif yang bisa dirasakan masyarakat Yogyakarta.



Mari sambut kelima tamu di 2014 dengan mengawasi mereka supaya tetap bersahabat dengan bumi Yogyakarta.

December 12, 2013

bolos-bolos sik, ndak kedanan

heyho. hari ini engga kuliah. bangun pagi rasa zombie. tidak ada hasrat untuk bangun dansebagainya.
tenggorokan sakit, badan tertimbun gajah *seolah olah*.
Aku bolos. Lebih baik sekarang bolos kan, daripada tetep berangkat tapi sakit berkepanjangan?
Prinsip namanya. Lagian hari kamis aku masuk terus. Ga pernah bolos. Keren kan.

Ngapain aja di kosan? Cuma legarang legereng bobok bobok. Dan sekarang ngetik lagi.

Ada banyak hal yang mau aku lakuin. Ke bank, beli alat pel, ngepel kosan, bersihin kamar mandi...katanya sakit loh, Res?

Adikku si aping udah pindahan ke kosanku ceritanya. Cuma dia belum punya kasur. Jadi dia masih numpang tidur di kamarku. Semalam tidur sama dia, jadi inget kapan terakhir tidur sama dia. Dari kecil aku sudah tidur sama dia. Dulu badannya kecil, pendek, bahkan pernah masuk kolong tempat tidur. Dia baru sadar saat bangun. Hahaha.

Sekarang badannya hampir sama denganku. Bedanya, dia agak gelap. Itu sih juga daridulu. Sebelum tidur dia gelisah, katanya ga bisa tidur gara-gara bukan kasur yang biasa dia tiduri dulu. Macem-macem banget kan adikku ini. Ya iya dia ga bisa tidur, seprei kasurku berantakan, boneka berhamburan, lalu aku bereskan buat dia, kami beresin bareng. Setelah itu dia bisa tidur pulas.

Sore ini niatnya aku mau masak, tapi berhubung adikku makan di luar sm pacarnya, aku males masak, mending beli aja. diputuskanlah makan di bu Ita, beli nasi goreng porsi kuli. Nuki dan Mbopi juga nitip. Aku juara makan nasi gorengnya. Semua habis.
Konyolnya, Mbopi malah ngasih kita kepiting. Aku gatau harus gimana. Enak sih. Enak bgt malah kayaknya nih kepiting. Tapi perut udah ga bisa makan lagi. Aku kudu piye?

Jadi ngantuk rasanya gara-gara kebanyakan makan. Pengen bobok tapi belum mandi. Besok pagi survey jam 7 ke Pentingsari. Ihw. Peta belum jadi, belum aku benerin lagi dan belum aku print. Atas dasar Males!

Jadi besok meskipun jumat bakalan jadi hari yang panjang. Mesti nuker tiket SO7 juga di farmasi demi malam minggu di gor uny jingkrak-jingkrak nonton SO7 dan beberapa band. Aku butuh refreshing, hura-hura, suka-suka, santai, tanpa mikirin beban bikin ppt tesis, statistik, studio, PLKota dsb dsb.

Kalo aja besok boleh bolos lagi. Sakitnya belom kelar. Hehehe

Penolakan

Tadi pagi, selepas subuh mungkin jika tidak ingat tugas akhir yang belum selesai aku akan mungkin tidur lagi, nonton film, atau normalnya nyetrika pakaian :p

Tugas akhir yang aku takut, ragu-ragu, sakit untuk memulainya membuat aku hingga detik ini tidak tau akan menampilkan apa untuk presentasi besok. Aku kudu Piye? Pilihan terakhir yang sangat pecundang adalah ga masuk kelas. Heheheh. Bolos. 

Sayangnya, aku kelewat pecundang. Maksudnya bukan terlalu pecundang untuk melakukan bolos kuliah, mengingat aku kuliah adalah biaya umat, bukan biaya sendiri. Aku seperti takut jika kuliah kali ini aku habiskan hanya untuk bolos gara-gara ppt proposal tugas akhir belum kelar. 

Aku harus bagaimana? Entahlah aku harus bercerita pada siapa. Selalu berdoa semoga ada ilham yang mungkin bisa diambil. Otak ini masih berat untuk mencoba membuka hal baru, setelah berkali-kali hal yang lalu ditolak dnegan berbagai alasan. Penolakan. Penolakan itu berat. Ini masih penolakan kelas awal mungkin. Masih cemen kalo aku harus menyerah. Masih banyak penolakan yang mungkin menghadangku di masa depan yang memiliki level-level beragam. Jika saat ini saja aku udah menyerah, apa kabar para ‘penolakan’ di masa depan? Baru melihat dari kejauhan pun mungkin kau lebih memilih diam. Tidak bergerak maju ataupun mundur. Aku hanya harus memiliki keberanian yang lebih untuk menghadapi penolakan yang mungkin akan terjadi kali ini. Aku?

December 11, 2013

Cuci Gudang Akhir Tahun



Akhir-akhir ini merasa ada yang harus dan perlu dibenahi. Bukan karena ini akhir tahun, tapi mungkin iya bisa jadi. Seperti pusat perbelanjaan mungkin, mengadakan sale akhir tahun. Menjual barang-barang stock lama yang harus segera dihabiskan supaya gudang bisa ready buat menerima kiriman barang baru untuk tahun depan. Cuci gudang.

Aku mungkin seperti itu. Bedanya, aku hanya akan mempertahankan kebiasaan baik yang masih tersisa di diriku sejak aku lahir. Aku tidak akan membuang semua hal yang ada pada diriku. Aku tidak akan berubah menjadi orang yang baru, bahkan orang yang lain. Resti tetaplah resti. Yang sebagaimana orang lain kenal. Aku hanya mulai tersadar, bahwa hidup bukan seperti yang selama ini aku kontruksikan di kepalaku mengenai apa arti kebahagiaan, kesuksesan, harapan, kesedihan dan pengorbanan. 

Aku sangat berterimakasih pada kedua orang tuaku, yang telah mendidik kertas putih ini dan memulai mencoret-coretnya dengan pena yang berisi kebaikan. 

Pada kedua adikku, kalian yang membuatku harus menjadi seperti apa sehingga kalian memiliki panutan yang baik dan tetap taat pada orang tua. 

Pada teman-teman sepermainan semasa sekolah, kalian adalah pemahat yang memahat karakterku seperti apa. Mengajarkan bahwa persahabatan terkadang manis seperti gula dan pahit seperti buah maja.

Pada teman-teman semasa kuliah, kalian adalah sama seperti aku. Kita pencari. Agen pencari makna kehidupan yang saling mengisi satu sama lain. Sama-sama belajar apa arti hidup sebelum akhirnya kita satu persatu lepas dari jeratan kampus dan hidup di atas kaki kita di dunia yang beberapa orang bilang kejam. 

Pada siapa saja yang telah memberikan begitu banyak celah untukku bisa melihat dunia secara luas, bukan dalam kacamataku saja. Celah-celah yang mulai ditembus cahaya ini, sedang aku coba lebarkan. Aku ingin bisa melihat dunia secara komprehensif. 360 derajat tanpa batas dan tanpa penghalang. 

Tentunya berterimakasih pada Tuhan yang selalu menyelamatkanku di setiap hal-hal buruk yang mungkin saja bisa menghancurkanku seketika tanpa orang tahu. Yang membiarkan aku lepas untuk mencari dan mendapatkan celah-celah tersebut. Celah yang mungkin tidak semua orang bisa peroleh dan rasakan sinarnya. Sinar-sinar yang membuat hidupku lebih terang dan kelihatan. Sehingga aku bisa yakin dan memastikan mana baik dan mana buruk. 

Seperti itu mungkin aku ingin membongkar diriku di kahir tahun ini. Bukan untuk menjadi orang yang berbeda, tetapi menambah dan membuang yang perlu dan tidak perlu. Kebetulan saja mngkin momentnya pas akhir tahun. Tuhan tahu kok, waktu yang tepat :)

December 6, 2013

Just a pair of shoes

Jumat minggu ini, dengan kesungguhan dan pengakuan bahwa satu makul jam 8 pagi di akhir pekan membuat enggan untuk beranjak pergi ke kamar mandi. Aku tahu, makul ini sangat menarik. Minggu lalu selesai kuliah lapangan di sebuah desa wisata, namanya Pentingsari *pentiiing looohh namanya*. Tapi weekend, friday, please dont let me go from my beeedd...

By the way, karena skrg aku kuliah jalan kaki, ga pake motor lagi, just in case mampir kemana2 atau survey pake motornya, aku mesti beraktivitas lebih dini dari sebelumnya yang suka mepet-mepet. Ga masalah sih jalan kaki ke kampus kalo ada temennya. Sulastri sampai saat ini msh setia menjadi partner bolak balik kampus kosan jalan kaki. Lumayan keleus, ada temen nggosip selama 500an meter. 

Karena kemaren sore crocs pinkku aku masukin bagasi motor dan males buka-buka lagi, maka tadi pagi aku memutuskan make sepatu item model open toe dengan sedikit bling bling disekitarnya. Sepatu itu beli sekitar setaun lalu kali ya. Beli di jogja, sama ibu, karena ada diskon. IYA. DISKON. Milih sepatu tersebut lama banget. Siapa sih yang kalo milih sepatu bisa cepet?

Sepatu tersebut bukan my fave. Soalnya ternyata bikin kaki lecet. Mesti pake kaos kaki, gabisa cekeran makenya. Walopun demikian, sepatu tersebut lumayan kece menurutku buat ganti-ganti. Tadi siang, saat latihan tari saman, aku baru sadar, kalo sepatuku udah jelek banget. Pernah kehujanan, pernah dipake naik turun tangga, pernah dipake lari, dan pernah dibawa ke Jerman dipake buat nonton konser philaharmonic. Sepatu tersebut udah ga layak pake. Sol bawahnya udah ngebuka dikit. Dan modelnya ga bisa diperbaiki seperti di lem atau disol di tempat sol sepatu. 

Tadi siang, kakiku makin lecet. Beruntung ak pake jeans skinny yang kepanjangan. Maka aku panjangin aja sampe tumit dan aku masukin ke sepatu. Lumayan ga terlalu sakit lagi. Tapi, tahu tidak? smape di kosan sepatuku jebol. Hahahahaha. 

Aku udah nyangka sih, sepatu tersebut bakalan rusak. Tapi ga nyangka aja rusaknya kaya gtu. 

Just a pair of shoes.
But, it is meaningful for me. How I choosed them, How I paid them, How I wear them and how they get broken. 

Aku kudu piye?
Jaman dlu, kalo sepatuku rusak, aku kadang nangis. Karena sepatu tersebut rusaknya ga lazim. Tapi apa sih? sepatu ya hanya sepatu. Ketika rusak, kita bisa beli lagi. Meskipun ga akan mungkin bisa beli sepatu dnegan model yang sama *tapi beberapa ada jenis sepatu yang diproduksi massal dan selalu sama kaya converse item*. 
Ketika sepatu kita rusak, kita ga perlu ragu dan takut buat memilih lagi, buat mencari lagi, dan mengayunkan langkah kita dengan sepatu tersebut untuk kegiatan kita. 

Hanya sepasang sepatu. Bahkan buat masalah hati kita juga bisa memberlakukan yang sama. Tapi hati tentunya bukan sepatu. 

Yang pasti, move on lah dengan yang baru. Beralihlah dengan yang skrg ditakdirkan untuk kakimu. Yang lalu memang indah dan penuh kenangan. Sepatu hanya barang. Bentukan perhiasan dunia yang kayaknya kita ga perlu terlalu sedih saat benda tersebut rusak. Berdoa aja diberi rejeki sehingga bisa beli yang baru. Aamiin. 

 

December 4, 2013

Jogja ora didol

Siapa sangka, sebuah kota bisa menjadi barang yang bisa diperjualbelikan. 
JOGJA ORA DIDOL
Sebuah statement yang hadir di kalangan masyarakat Yogyakarta beberapa waktu lalu, sebagai respon kebijakan walikota baru Pak Haryadi Suyuti. Tulisan tersebut muncul dengar dengar dari sebuah mural di sebuah tembok yang ditulis oleh pemuda yang masih berstatus siswa sekolah menengah tersebut *idktt*.

Statement tersebut langsung bergulir layaknya bola saju yang meluncur dari lereng menggelinding dengan lihai di lini masa twitter. Bahkan sempat menjadi trending topic di beberapa kalangan. Munculnya statement ini bukan muncul begitu saja. Tapi, didasari oleh realita yang terjadi. Merebaknya pemborong-pemborong skala besar di kota Yogyakarta seperti Ciputra, Bakrie Land dan sebagainya telah menguasai lahan-lahan vital di bebeapa titik di kota Yogyakarta. Belum lagi langkah pemborong2 kecil yang mulai menggenggam lahan-lahan pertanian untuk dibangun perumahan.

Perijinan yang begitu mudah dan tanpa mempertimbangkan dokumen2 perencanaan, bukan saja menyulut komentar2 pedas dari masyarakat awam, tetapi juga seniman dan tentu saja akademisi. Jika orang awam sampai 'gerah' kenapa yang tahu hanya diam saja?

Beberapa waktu lalu, iseng saja naik bus kota tiruan BRT Bogota yaitu Trans Jogja, sempat kaget saat melintasi jalan Solo. sedang ada proyek pembangunan Malioboro City. Sepertinya akan segera dibangun kawasan hunian. Saat itu kebetulan sedang marak dibangun hotel-hotel berbintang di Yogyakarta. Pembangunan Malioboro City entah tujuannya apa. Beberapa waktu kemudian muncul berita-berita tentang pembangunan mall-mall yang siap bangun di beberapa titik. 

Kekagetan tersebut semakin membuat kondisi sedikit panas, terlebih saat itu bapak walikota sempet 'ngilang' dari peredaran. Tidak ada respon tentang ijin pembangunan beberapa gedung-gedung mewah tersebut. 

Kekagetan semakin meningkat levelnya, manakala tadi pagi seorang teman mengirimkan pesan lewat WA yang diambil dari kompas dot com http://properti.kompas.com/index.php/read/2013/12/03/2020148/Seru.Perang.Pusat.Belanja.di.Yogyakarta.

Serem, kalo boleh aku bilang. Yogyakarta akan diserbu pusat perbelanjaan kelas atas. Hai, berapa persen sih masyarakat kota Jogja yang termasuk kelas atas? 
Memangnya kelas atas akan selalu menghabiskan uangnya di tempat-tempat tersebut? 
Bagaimana nasib kami, orang-orang dengan status pelajar dan mahasiswa, yang sengaja datang kemari untuk merasakan aroma kota pelajar, tapi kami hanya disuguhi landmark-landmark yang sama sekali tidak bermuatan pendidikan di dalamnya? 
Bagaimana nasib kami, para turis lokal yang menyebut jogja sebagai salah satu destinasi liburan yang 'ngangeni' karena kenyamanan, keramahan serta kesederhanaan, bila penampilannya sama saja seperti kota-kota stres layaknya Jakarta? 

Sebagai pendatang, aku hanya bisa berharap, kota ini tidak akan pernah berubah menjadi seperti kota yang lain. Kota ini akan tetap sama, menarik, unik dan penuh kenangan. 
Biarkan jogja tetap begini. Berubahlah untuk menjadi lebih baik. Bukan harus mengikuti arus globalisasi jaman. Orang-orang di luar sana butuh Jogja karena Jogja tidak sama. Orang-orang di luar sana kangen Jogja karena Jogja sederhana. Orang-orang diluar sana menghormati Jogja karena kesantunannya. 

Aku harap, Jogja ora didol kepada siapapun sampai kapanpun.








December, the last!

Welcome December!
Let me forget, all the miserable and the worst things in back.
Let me walk in the end of 2013 happily.
I never regret for every single thing in past. As a human being, im not perfect.
Im trying to be better everyday.
Forgive me for every crime I did to others.
Let everyone in my life took their life away from me, if they have to.
Let everyone keeps around me if You want to.
I cant handle, just you, God, the one who made this life.

Hi December, you are the last but not the end.
This Life still running.

For you, wherever you are,
Im lil bit crazy
this heart should be broken instead
these tears cant flood away
this heart still beating
and this brain thinking a lot
Love shouldn't knew by you
Let me love you by my style
I dont want you anymore
with all of my heart and soul
I let you go wherever you want, wherever you have to
I try to reach my own, the dreams
My new dreams without you
Just keep me in your heart as your guidance
The invisible guidance
Never want the respons back from you

Life is hard, the time is killing us softly
Just keep believe in Allah
Who creates us and wrote our destiny in his book.

And December, maybe my next step to meet another 'HALO' and forget my last 'GOOD BYE'.

November 14, 2013

It is God's Way

Aku selalu percaya, pada semua hal yang terjadi padaku adalah karena kehendak-Nya. Pemikiran ini mendarah daging sejak aku kecil. Hal ini meminimalisir rasa kecewa dan sakit hati kalo pas lagi down banget sama situasi dan kondisi yang pas kebetulan terjadi.

Hal ini berlaku buat skripsi dan thesis *the thing that i have to face till 6 month later*
Skripsi telah selesai dengan nilai yang lumayan memuaskan dengan tema yang bagiku menyenangkan dan dengan kenangan yang super duper menggilakan. Kini, thesis adalah hal selanjutnya setelah konsekuensi skripsi selesai dengan indahnya.

Tuhan maha mendengar dan maha pengabul doa. Thesis kali ini aku dibimbing oleh profesor sbg pembimbing utama serta dosbing skripsiku kemarin sbg dosbing kedua. My first dosbing is my ketua jurusan. Sibuk, jarang punya waktu dan pinter banget. Sayangnya aku dapet dia karena my last proposal thesis itu berkaitan sama lingkungan. Ini agak sedikit maksa, karena sebenernya aku ga suka sama yang namanya lingkungan. Walhasil judul tertolak oleh dosen makul Metopen dan aku galau.

Judul kemudian terombak oleh pak dosbing pertama dengan menawarkan opsi lingkungan atau gender. Hei! Why gender why? Skripsi kemarin aku udah capek banget bahas ini. Sekarang harus lagi. Then singkat cerita setelah judul judul selanjutnya ditolak-ditolak, otakku ambyaar, aku dikasih pencerahan yang mungkin bisa membelokkan langkahku.

Dosbing pertamaku adalah tipikal orang yang sangat optimis dan selalu bervisi kedepan. Aku suka banget ikut kuliahnya. Membuka pikiran dnegan hal yang selama ini tertutup dan dianggap tabu untuk diperbincangkan dalam hal perencanaan.
Entah aku haris bagaimana. Aku sudah dapat pencerahan hanya saja aku butuh teman untuk berdiskusi. Aku jarang banget bisa nyambung ngomong sama orang. Sebenernya aku open minded sm orang lain, tapi terkadang aku sulit dipahami maksud dan tujuannya dalam berbicara sehingga aku ga sellau bisa enak ngobrol sama orang kalo lagi bahas hal tertentu.

Sekarang aku merasa ansos luar biasa dan mungkin terlihat banyak menyendiri dan makan serta tidur. Kepalaku sakit. Terlalu banyak isi yang ingin aku keluarkan dan bicarakan, entah pada siapa. Hanya setiap malam, pada bantal. Sembari mungkin meneteskan air mata.

Aku yakin, dengan semua yang terjadi padaku adalah jalan dari Tuhan. Meskipun aku menajdi seperti ini. Menjadi manusia yang terlihat seperti onggokan sampah karena akhir tahun ini aku sangat tidka produktif. Menjadi manusia yang menyebalkan karena penyakit kepo yang bikin orang2 disekitarku merasa terancam. Menjadi teman yang suka cari masalah dan ngambekan pada setiap kesempatan. Menjadi orang yang tidak peduli pada kesehatan diri sendiri karena makanan sudah tidka terkontrol dan jam tidur yang sudah tidak termaafkan. Menjadi anak yang sampai saat ini masih menyusahkan orang tua karena masih minta ini itu tanpa berusaha untuk mengabulkannya sendiri.

Aku yakin, Tuhan ngasih jalan kaya gini biar aku sadar dan mikir. Ada banyak kesempatan yang sebenernya terbuka lebar kalo aku mau.


October 28, 2013

Blog baru. Kapan?

Aku rasa ini pertanda, sob!
Dari beberapa waktu aku blog walking di blog temen, sampe akhirnya aku nemu INDONESIA BEAUTY BLOGGER, dan aku mulai kaya keranjingan bahwasanya pemilik blog2 tersebut sama seperti saya.

Fyuuh. God please! Minggu depan aku presentasi tesis, sampe sekarang aku buka google dnegan kata kunci apapun kenapa selalu masuk ke beauty blog??? why people why????

Sulastri yang juga ternyata suka bukain review alat2 makeup di beauty blogger malah nyuruh aku bikin blog kaya gtu juga. Trus katanya ntr dia mau ikutan baca review akuh.
Ini semacam tantangan dalam mengerjakan tesis.

Selama ngerjain tesis ini, kadang aku suka bumpet, kamu tau pelarianku apa?
Msker wajah!
Aku punya beberapa masker wajah yang sempet terbeli saat aku survey buat skripsi beberapa bulan kemaren. Sempet teronggok di sebuah eoples plastik kecil di rak bukuku, dan aku iseng makenya lagi. Enak, lumayan. Karena beberapa udah mulai habisakhirnya aku restock lagi tapi belinya di mirota batik. Bukan masalah apa apa sih. Masuk ke pasar beringharjo just for buying some items like bubuk masker wajah itu bener2 buang waktu. Capek masuknya. Beda kalo beli di mirota batik. Masuk, ambil maskernya trus bayar kasir, selese dan pulang.

Kalo di pasar bisa salah fokus, tiba-tiba beli apa lah ga penting. Baiklah.

Kapan dong resti bikin beauty blogger????
Ntar gimana kaloudah bisa bagi waktu sama hal-hal lain?
Kerjaan atas nama tesis ini belum kelar. Aku juga ada cita2 bikin blog baru tentang kePWKan yang sellau gagal berubah jadi blog tentang kegalauan.

Baiklah. sekian dulu lah ya. Ini habis minum obat batuk ceritanya trus langsung teler dikit. 

October 27, 2013

Dia perempuan, Dia bekerja keras.

Hari ini, aku, nuki, dan mbopi pergi makan siang bareng sebelum kami gagal mewacanakan sarapan bersama. Kami makan siang di sebuah warung lotek  di jalan Pandega Marta. Bukan masalah loteknya yang akan aku review sih, tapi soal apa yang nuki bawa saat kamu makan siang. Galon akua.
Sudah hampir 2 minggu mungkin galon aku kami bertiga habis, teman kos lain juga habis. Pogung krisis galon akua. Warung Klaten yang biasanya menyediakan galon akua dalam jumlah banyak di depan tokonya kini hanya menerima isi ulang air yang kata teman2 isi ulang murah tersebut ga enak airnya, bikin sakit tenggorokan dan sebagainya. Aku memang belum pernah mencobanya dan engga mau main-main kalo hubungannya sama tenggorokan, karena tenggorokanku tipe sensitif.

Walopun sebenernya tenggorokan itu saluran lewatnya udara bukan air ataupun makanan. hehehe.


Selesai melahap lotek dengan porsi yang cukup merapel sarapan dan makan siang tersebut, kami mulai berkendara menyusuri jalan pandega hingga persimpangan dnegan Jalan Monjali. Tidak ada yang jualan akua. Mbopi memutar haluan ke kanan, ke arah indo grosir. Plis, cuma demi segalon akua, tapi itulah si perjuangan. Kami berjalan menyusuri selokan mataram. Dan, Nuki mengarahkan pandangan ke sebelah kiri dimana ada mas-mas ngangkutin galon akua. Mbopi spontan berhenti, aku juga. Kami balik arah menuju toko (lebih mirip rumah sih) yang jualan akua tersebut.

Kami akhirnya memesan akua 3 galon, 2 galon lagi punyaku dan mbopi yang ga kami bawa galon kosongnya. Mbak yang punya bilang, sebenernya dia ga bisa nganter kalo hari minggu, ini cuma pengecualian aja. Iya si, keliatan juga kalo mbaknya ga punya pegawai yang nganter2 akua. Dia menjaga tokonya itu sambil mengasuh anaknya yang masih balita.

Selesai menitipkan anaknya kedalam, mbaknya cuci kaki dna tangan langsung mengangkat 3 galon (1 galon diangkat nuki) ke atas motor astrea grand yang di bagian belakangnya sudah tersedia keranjang dengan 5 bagian sebesar ukuran galon akua. Mbaknya lalu mengangkut galon-galon tersebut dnegan mudahnya ke dalam keranjang tersebut. Kemudian dia mengendarai motornya di belakang motor mbopi dan nuki yang boncengan. Sedangkan aku memilih di belakang mengawal mbaknya. Di belakang mbaknya, sepanjang jalan aku mikir, pekerjaan nganter galon biasanya dilakukan oleh mas-mas atau bapak-bapak (langganan kami begitu), bukan ibu-ibu kayak mbaknya tadi siang. Mbaknya dnegan biasa mengendarai sepeda motor dengan membawa beban 3 buah galon akua. Tidak memakai helm, jaket atau alat perlindungan diri lainnya. Mbaknya masih muda, dia memakai daster batik selutut, membawa tas selempang berisi uang, handphone dan tisu akua.

Kami berjalan melewati jembatan baru, bukan hal susah kalo lewat jalan selebar itu. Masuk wilayah pogung, jalan yang rusak, sempit, padat kendaraan, aku mengkhawatirkan mbaknya nyenggol deretan parkiran on street beberapa rumah makan dan fotokopian di pinggiran selokan mataram. Atau lebih parahnya mbaknya kesenggol kendaraan lain seperti motor atau mobil karena keranjang akuanya. Kekhawatiran saya tidak terbukti gais.
Mbaknya dnegan lihainya bisa memahami beban apa yang dia bawa dan mengendarai sepeda motornya dnegan baik.

Yep, akua-akua kami sampai di kosan. Kami engga minta mbaknya naikin akua kami ke lantai kamar kami. Kasian ya. Mbaknya udah angkut2 akua sekarang masa disuruh ngangkutin. Akirnya kami angkutin galon kami maisng2 ke kamar.

Dari kejadian tadi siang, betapa seorang perempuan juga bisa setangguh laki-laki. Mengerjakan pekerjaan berat (menurut aku loh ya) setiap hari. Perempuan bukan makhluk sepele dan lemah. Perempuan bisa kok hidup keras seperti laki-laki. Perempuan bisa membantu menyangga perekonomian keluarga dnegan berbagai cara. Secara lazim mungkin kita akan berpikir, perempuan yang tinggal di rumah bisa buka warung atau bikin katering untu membantu keluarga, tapi mbak tadi melakukan jasa antar akua. Proteksi terhadap perempuan terutama di bidang kesehatan serta asuransi kecelakaan perlu dan penting banget. Mislanya, mbak tadi kena penyakit paru2 karena kalo nganter akua dia ga pake masker sehingga dia kena polusi udara dr bermacam kendaraan. Nasib keluarganya gimana?

Terkadang kalo aku ngomongin kaya gini terkesan lebay. Tapi, ini bukan sebuah kelebayan. Ini sama pentingnya ketika kita menyuarakan 'hari anti kanker payudara dan kanker rahim'. Masalah yang dihadapi perempuan bukan masalah yang dianggap sebelah mata saja. Ini masalah bersama. Kamu tau, rusaknya sebuah negara dikarenakan rusaknya perempuan di dalamnya?

Perhatian-2 kecil bisa berdampak besar di kemudian hari. Aku sebagai perempuan merasa begitu berat menjalani peran sebagai perempuan di lingkungan yang sudah terbentuk secara patriarki ini. Sebuah prioritas terkadang hanya terlihat sebatas rupiah.

October 24, 2013

FOKUS!

Masa-masa ini terulang kembali.

Muring-muring ga jelas, makan sembarang makanan berdasarkan nafsu sesaat, begadang tiada artinya, nangis mendadak, ngewasap orang2 randomly, buka jurnal2, merenung, nyoret-2 kertas..bla bla bla

Masa pencarian judul dan tema yang pas dengan apa yang akan aku sajikan dalam sebuah buku bernama tesis semester depan yang sudah dimulai bulan-bulan ini.
Kabarbaiknya miggu depan akan pra seminar tesis. Ehem.
Baru selasa kemarin aku sungkem sama pak bobi. Cerita judul apa yang akan aku tampilkan. Serupa cucian londri kotor, aku keluar dr ruangnya. Meskipun enggak dapet yang namanya judul, setidaknya aku  sudah sedikit lega. Tempat yang aku belum bisa kunjungi adalah perpusnya MSTT, aku belum nanya juga sih ke mbak Ina. Wew.

Masa-masa ini sangat berbanding lurus dengan cuaca serta kesehatan ku lo, gais.
Sudah hampir 4 hari ini aku flu sing ra mari-mari.
Kesel campur bete. Aku udah minum obat tapi obate ngantuki. Gawe males buat minumnya. Iya. Males!

Paitpait.

Semangat yang paling kerasa cuma dr orang tua aja di rumah. Bukan dari siapa-siapa. Termasuk kamu *loh*

Tadi siang kuliah pratesis, Pak Agam sempat berpesan bahwa klo tesis sebaiknya fokus. Ketika siap bilang 'YA' harus konsisten. jangan sampe di tengah jalan terlena pekerjaan apalagi dnegan gaji yang menggiurkan, percintaan, menikah, bla bla bla....


Kalo kerja, maybe yes aku bisa. Nikah? calon aja belooom ada ,,,,
hehehe


Sudah. Masalah tesis ini harus segera digenggam. Aku gamau tesis ini sia-sia banget.
Oke well, akhir2ii aku lagi suka bukain beauty blogger indonesia. KEPO MAKSIMAL!
Asik soalnya. Daripada nyari judul tesis aku lebih suka ikutan nyoba pake make up sendiri. hihihi

udah ah, bye.
Selamat malam!

October 22, 2013

Pilek

Hi there...
Seharian kemarin aku tergolek lemah tak berdaya setelah minum panadol dan obat radang. Tumebn aku minum panadol yang notabene obat warungan. Plis. Sejak kecil aku ga dikasih yang namanya demam minum bodrexyn, contrexyn apalah itu. Ibuku bekerja di sebuah klinik. Jadi, kalo aku sakit ibuku yang meramu obatnya. Engga ngerti merknya apa yang pasti obat2 yang ibu bawakan adalah obat2 yang engga aku temui di iklan televisi dan memiliki rasa nangudubillah buat diceritain.

Sampe tua juga kalo sakit ga ada namanya menjamah obat warungan bla bla bla. Kenapa saya dapet panadol?
Alasan utama dna paling utama adalah karena GMC atau asuransi kesehatan mahasiswa UGM saya sudah habis. Biasanya yang namanya jaman S1 kalo sakit pusing dikit aku ke GMC. Batuk dikit GMC, sampe kesiram air panas dan lecet juga ke GMC. Badan tubuh saya ini memang rapuh gaaiiis. Saake tenan og.

Panadol aku dapatkan dari apotek K24 Jakal kemarin siang karena aku mau beli obat radang tenggorokan, mbaknya nawarin Trotches. No no no. Ga ngaruh buat saya. Aku bilang 'Sama demam nih mbak sama pusing juga'. Lalu mbaknya mbawain yang namanya obat merek ifla buat radang serta panadol buat pusing. Total 17500 gais.

Balik kosan aku minum obat tersebut. Kepala bukannya reda malah makin pusing. Ga tahan bgt. Aku cuma tiduran di kasur. Bnagun2 badan keringetan sekujur tubuh. Awww

Sampe hari ini aku malah pilek ga jelas. Bibir kering. Muka pucat. Aku zombie.

Well, udah ya mau siap2 ngantor dulu. Bos td udah ngehubungi buat diskusi bareng. Alhamdulillah akhirnya sadar juga beliau kalo proyek ini telah mangkrak begitu lama karena beliaunya sibuk sana sini.

October 20, 2013

SUPREME PLANNER

KITA TERIAK SUPREME PLANNER!!!

Kemarin malam, malam sabtu di Sporthall Kridosono, dengan niatnya jam setengah 8 malam aku berangkat dari kosan buat nonton FINAL FUTSAL PWK vs SIPIL!
Pertandingan pertama dibuka oleh futsal putri PWK vs ARSI. Ini semacam adu domba sodara tiri. Hihihi. Dua prodi yang udah seatap dari jaman baheula kemudian di tarungkan. Permulaan permainan cukup bikin aku seneng, 1 Goal digawangkan pemain PWK ke gawang Arsi. Permainan mulai panas. 10 menit pertama PWK juaranya. Pada 10 menit berikutnya, keajaiban mulai terjadi. Pemain Arsi mulai mengegolkan bola ke gawang PWK sebanyak 2 kali. Hingga akhirnya time out, peluit wasit berbunyi mengakhiri pertandingan futsal putri ini. Dan pemenangnya ARSI dengan skor 2-1.

Tetep sebagai supporter, kami meneriakkan G-O-O-D-J-O-B, GOOD JOB GOOD JOB!
Aku dan teman-teman mulai tergusur, pertandingan selanjutnya adalah Geologi vs Tekim kalau tidak salah. Aku dan teman-teman bergerak keluar tribun dan keluar mencari makan. Akhirnya kami makan di Nasgor Sapi Padmanaba. Nasgor dnegan tingkat 'tinggi' ini mau gamau mesti aku makan. Lepra Bagindas,Bro!

Selesai makan, aku dan teman-teman 2009 tentunya bergerak masuk lagi ke Kridos. Agak gimana gtu lo, udah angkatan tua gini masih ikutan suporteran. Kalo mantanku bilang hal macam gini namanya Primordial. Terlalu mengagung2kan suku. Yah, PWK adalah prodiku. Meskipun Agustus kemarin aku sudah wisuda dan statusku sudah bukan lagi mahasiswa S1, aku dan teman-teman lain (bahkan angkatan 2008) masih dateng buat ikutan menggoyang Kridosono. Pas mau dateng suporteran aku aja bingung loh, mau pake apa. Kaos SUPREME PLANNER aku ga punya, mau pake jaket HM udah ga pantes, mau pake jaket angkatan keliatan tuanya. Akhirnya aku memutuskan buat pake hoodie UGM. Cari aman.

Masuk ke kridos, ternyata permainan belum selese, pak!
Saat itu aku dan teman-teman angkatan tua lainnya posisinya sudah menguasai tribun selatan. Ternyata satu tribun dengan TETI. mereka main lawan Geologi, futsal putra. Sompret sekali sih sebenernya, kami harus berada satu tribun dengan TETI yang kayaknya menganggap kami bagian dari suporternya. Berkali2 kami disuruh berdiri duduk. Plis gais, plis.
Iseng aja aku ikutan merekanya nyanyi dan goyang. Bentar tapi. Aku ga kuat sama gerakan mereka yang mirip tari ular. Aku ngakak bareng Fatur dan Sulastri, hihihihi. Moga-2 sih ga ada anak TETI yang baca ini atau denger ejekanku kemarin di tribun, tapi meskipun demikian perkara ini ga bisa diadilkan. Alumnus ga bisa kena skors. Hehehe.

Pertandingan selese. Dimenangkan oeh TETI. Yeayy, ga percuma mereka goyang kaya tari ular. Parahnya, anak2 Geologi yang malam itu kalah, suporternya nglemparin lapangan pake kertas roll yang biasa dipake buat struk nota. Rusuh banget mereka. Mau gamau panitia mungutin kertas-kertas tersebut. Mereka nglemparnya kayaknya jumlahnya puluhan deh, setelah terkumpul ternyata menggunung. Suporter yang nyusahin emang tuh. Kalo menurutku daripada nyebarin kertas struk gtu, mahal kan, mending pake kertas revisian. Lumayan. Senior yang dateng dan kelar skripsi udah banyak. Bwa aja draft2 revisi, sebarin satu2. Hahahaha.

Oke, bersiap buat invasi penguasaan tribun selatan. Anak-2 sipil juga udah pada siap. Aku melihat beberapa orang anak 2009 sipil juga dateng. Ihw,,,,pertandingan macam ini nih, bisa menarik animo senior2 yang sudah tidak pada tempatnya termasuk aku juga. Dignity boy! Final lawan sipil.

Kalo dirunut dari awal aku menjadi suporter di pertandingan tekniksiade, ak cuma mau nyuporterin futsal doang. Dulu awal2 nyuporterin, PWK tuh blm punya bassdrum sm genderang. Sipil aja dulu cuma nabuhin pake galon akua dan ember. Sekarang peralatan mereka semakin lengkap. Bahkan mereka jd supporter terbaik. Suka suka lah...

Pertandingan dimulai. Aku dan temen2 di depan braay...udah merasa muda aja pokonya. Kita bersemangat rame2 udah kaya mabok janda. Goyang tanpa alasan hanya diiringi tabuhan bassdrum dan genderang serta nyanyian2 semangat SUPREME PLANNER. Galang yang ceritanya mimpin di depan udah beneran keringetan sebadan-badan. Aku mikir kayaknya kalo Galang tiap hari suporteran bisa kurus kali dia. Tapi kata Ayi, keringetan ga bikin kurus. Well, pukpuk Galang.

Kami nyuporterin udah abis-abisan. Semua angkatan kumpul. Aku sampe naikin lengan hoodie dan jinsku. Panaaaasss bingiiit looh ini stadion. Pertandingan pun berlangsung seimbang. Sumpah sampe 15 menit pertama masih 0-0. Selow dulu, pertandingan istirahat. Ga dengan suporter. Kami balas2an yel-yel. Pertama kami (PWK) menyapa anak2 Mesin yang saat itu aku gatau kenapa mereka dateng, padahal kan mereka ga ada jadwal main. Futsal mereka kalah. Hahahaha. Mesin loh padahal.
Alay banget mereka. Biasa bawa2 bendera M FOREVER segede selimut, mmmm lebih gede lagi. Mungkin seukuran sprei king. hahaha. Terus mereka bawa kepala Naga. Sumpah aku kira itu atribut buat pawai atau buat main Film di Indosiar. Biasa lah ya ak sama beberapa temen ngakak-ngakak...

Lagunya gini nih (nyanyi lagu ini juga sambil goyang,serius)
'Disana mesin disini PWK dimana2 kita sodara' (diulang2 sampe kayanya pantes)
'teknik satu lalala teknik satu lalala....' (diulang2 sampe jontor)

Ada temen mbisikin 'Res, kmu nyanyinya diganti aja, dimana-mana kita mantanan' kampret.
Coba aja deh kita ganti lirik teknik satu dnegan lirik tapi boong. Itu bisa membuat samurai mereka keluar kali ya. Hahaha. Aku dimarahin Ayi pas mau teriak 'Tapi boong lalala tapi boong lalala tapi boong'. Matik, masalah sama mesin lagi bisa-bisa.

Dilanjutin mereka ke sipil, sipil ke pwk, pokonya ganti2an. Kece bgt malem itu. Sebagai senior, ya aku seneng banget. Hiburan macem gini nih ga ditemui di atmosfer S2. Selow.


15 mneit kedua kami makin panas. Ga masuk-masuk siiih. Jengkel rasanya. Pengen turun ke lapangan trus ambil bolanya aku lemparin ke gawangnya SIPIL, hihihi.
Sampe tinggal 4 menit, PWK akhirnya masukin...GOOOL. Gila girang bgt lah ini. Terus Sipil juga masukin. 1-1 broooo. Karena time out, pake waktu tambahan. Sampe gtupun kedudukan sama.
Keren bgt emang kualitas anak-2 ini. Sampe kedudukan 4-4. Akhirnya pake sistem apa aku gatau, mereka suit PWK nendang. Klao GOL kamilah pemenangya. Ternyata bisa ditangkap kiper Sipil. Sipil menang tahun ini. Suporter Sipil berhamburan turun ke lapangan. Mereka nyanyi2 lagi. Mereka buka kaos. Ahh...dosa apa gue,,,,mesti liat bgtuan.
Mereka langsung bikin formasi muter2 kaya anggota sekte pemanggil hujan muterin lapangan diiringi yelyel mereka. Tradisinya bgtu kali. Pokonya selamat buat sipil!!! Ikut seneng, pertandingan berakhir dnegan aman dan damai, ga ada silet2an kaya dulu lagi pas sama mesin. hiih.

Kedua kalinya malam ini kami menerima kekalahan. Tapi sumpah malam itu adalah malam yang ga bs aku lupain sbg anak PWK. KEREN BGT SUPREME PLANNER!!!
Aku harap, tetep semangatnya makin meningkat tiap tahun. Sense of belonging tetep mesti dijaga. Karena kita satu keluarga! KITA TERIAK SUPREME PLANNER! TEKNIK JAYA!

Masuk Sekolah

  Assalamualaykum teman-teman blog! Sudah lama sekali ga menyapa lewat blog, alasan klasik tolong diterima ya.                          ...