April 20, 2016

Semangat Perempuan Indonesia

Hari ini tanggal 20 April, besok tanggal 21 April. Bagi bangsa Indonesia, tanggal 21 april diperingati sebagi hari lahirnya Ibu Kita Kartini. 

Semua orang tahu siapa RA. Kartini. Seorang pejuang wanita yang gigih memperjuangkan hak pendidikan wanita pada jamannya. 

As we know, jaman RA Kartini lahir adalah abad 18 akhir dan beliau hidup pada masa dimana Indonesia sedang dijajah Bangsa Belanda. Sebagai seorang anak Wedana di Jepara, RA Kartini memiliki keistimewaan dibanding anak-anak rakyat jelata lainnya, yaitu memperoleh pendidikan seperti anak-anak bangsa belanda yang hidup di Indonesia. Pada era tersebut, perempuan yang boleh bersekolah hanya anak-anak kalangan bangsawan. Perempuan-perempuan dari kaum jelata tidak berhak memperoleh pendidikan. Kegiatan mereka pada umumnya berkisar kegitan domestik rumah tangga. Usia pernikahan perempuan pun sangat dini, sehingga hidup perempuan hanya sekedar dapur, sumur serta kasur. 

Sebagai anak keluarga ningrat dan berpengaruh di masa nya, RA Kartini tentulah memiliki chanel dengan teman-teman bangsa Belanda. Melihat adanya ketimpangan hak pendidikan yang menimpa perempuan-perempuan di daerahnya, Kartini kerap menulis kegalauannya ke teman-temannya di Belanda. Teman-teman Belanda nya kemudian mendukung Kartini dalam upaya memberikan pendidikan bagi perempuan di segala kalangan. Surat tersebut kemudian dibukukan menjadi Buku Habis Gelap Terbitlah Terang, yang memiliki arti sebuah era pencerahan dari jaman kebodohan yang dialami perempuan karena tidak berpendidikan.

Berkat jasa Ibu Kartini dan para pejuang wanita lainnya, kita saat ini sebagai kaum perempuan bisa mengenyam pendidikan tak terbatas. 
Kesetaraan hak perempan dengan laki-laki kemudian dilebarkan menjadi kesetaraan gender. Dimana perempuan juga berhak atas pekerjaan yang biasa dilakukan laki-laki dan memiliki jabatan penting di semua aspek bahkan di atas laki-laki. 

Efek pendidikan tinggi terkadang membiarkan perempuan menjadi lupa, bahwa dengan pendidikan bukan berarti perempuan bisa mnejadi apa saja dan melupakan kodratnya sebagai "Madrasah" bagi anak-anaknya dan "Ratu" bagi rumah tangganya. 

Tulisan ini sama sekali bukan mendiskreditkan perempuan-perempuan dengan jabatan tinggi dan pendidikan tinggi. Era globalisasi dan keniscayaan tentang feminisme modern yang menjamur selalu diartikan bahwa perempuan memiliki power yang sama dengan laki-laki. Kepercayaan ini mengesampingkan peran perempuan sebagai ibu dan istri. 

Perempuan yang berpendidikan diharapkan mampu mendidik anak-anak yang kelak menjadi penerus bangsa. Bukan untuk mengejar jabatan dan kedudukan serta melupakan kewajiban dan takdirnya. Pendidikan diharapkan memberikan pengetahuan dan pengalaman supaya kelak Perempuan tersebut bisa mengajari anak-anaknya dengan pengetahuan yang dia miliki. 

Pendidikan bisa mengubah paradigma seseorang dan memberikan wawasan yang luas. Anak-anak akan tumbuh dengan baik dengan pengajar yang baik. Saat ini memang jenjang pendidikan guru banyak yang sudah tinggi. Anak-anak juga terbiasa dengan sekolah atau kursus dengan metode-metode pembelajaran yang mengusung sistem pendidikan internasional, tetapi tetap saja, lingkungan rumah adalah pabrik pertama. Pabrik pertama bagi anak-anak untuk dibentuk dan dipersiapkan sebelum mereka mengenal dunia luar.

Bukan karena ini, perempuan tak boleh bekerja. Bekerja bukan alasan perempuan menelantarkan keluarga, bekerja adalah suatu upaya perempuan untuk memperbaiki perekonomian dan melakukan passionnya.

Arus feminisme post modern mengusung konsep ini. Feminisme modern telah memberikan dampak negatif dimana banyak kasus-kasus perceraian, broken home, kdrt serta tindak kenakalan remaja. Kasus-kasus ini sebagian berakar dari semangat feminisme modern dimana perempuan menuntut kesetaraan gender dengan laki-laki. 

Jadi, semangatilah feminisme sebagai paham dimana telah menyelamatkan perempuan dari kebodohan supaya berpendidikan untuk mencetak keluarga yang harmonis dan anak-anak yang hebat penerus bangsa. 

Untuk para pejuang wanita Indonesia yang telah memperjuangkan kesetaraan pendidikan bagi perempuan Indonesia termasuk aku, terimakasih banyak. I know you all did the hardest part. Semangat mencari ilmu tidak hanya kami peroleh di sekolah dan lembaga formal saja, tapi dimana pun. Saat ini, kami bebas mengakses informasi dari mana saja, mendaftar sekolah dimana saja, di berbagai jenjang pendidikan dan bekerja menjadi apa saja. 

Untuk para pejuang wanita Indonesia yang besok diwakili RA Kartini, kami tau dahulu kala tidak hanya di satu tempat saja ketimpangan memperoleh pendidikan terjadi. Di banyak tempat perjuangan memperoleh pendidikan terus diusahakan. Karena pendidikan akan membuat kualitas kehidupan perempuan menjadi lebih baik. 


Salam, 
Resti -perempuan indonesia-

No comments:

Post a Comment

Masuk Sekolah

  Assalamualaykum teman-teman blog! Sudah lama sekali ga menyapa lewat blog, alasan klasik tolong diterima ya.                          ...