Grow up and raising the empire of
ourself adalah part yang mungkin dilalui manusia-manusia biasa kaya aku dan
beberapa teman lain. Bukan manusia-manusia yang emang udah semuanya ada. Kerja
sebagai freelancer, serabutan sana-sini, makan tak tentu, rem pengeluaran ga
penting, was-was dengan tanggal tua dan tanggal harus bayar kos, harus bisa
nabung buat masa depan, how could these things come up after we graduate?
Yeah, we mean yang kerjanya masih
serabutan kaya aku. Bukan yang langsung settle dengan kerjaan yang semua sudah
fix. Yang selalu deg-degan besok bisa makan apa ga. Yang selalu deg-degan gaji
bakal turun tepat waktu atau dirapel, yang selalu deg-degan buat daftar
lagi-lagi dan lagi ke tempat kerja yang lain.
Terkadang merasa menjadi manusia
paling kasihan dan sial sedunia dengan kondisi seperti ini. Tetapi jika
bertukar cerita dengan teman lain, sungguh apa yang terjadi pada kita adalah
hal yang patut disyukuri. Terkadang teman bahkan menceritakan keadaannya yang
lebih parah dari kita. Kadang ada juga yang lebih baik dan kita perlu bisa
bertahan seperti itu.
Menghadapi dunia ini ga
memerlukan keabsahan ijasah universitas, tingginya IPK, skor TOEFL dan tentu
saja siapa orang tua kamu. Yang diperlukan adalah ketahanan mental, jiwa dan
raga. Dunia di masa ini sedang keras-kerasnya. Kalau begitu, jadilah keras,
jangan lembek. Hidup tidak sebercanda itu.
Lalu tidak penting sepertinya
semua ini menjadi buruk. Terlalu lama menangis dalam bantal yang semestinya
kita pakai untuk tidur. Saatnya bangun dari kasur, mencoba jalan kembali, dan
percayalah kita masih bisa bangun lagi saat jatuh. Pain is our friend, wound
never kills us, and be brave is us!
No comments:
Post a Comment