Ngomongin hal ‘nerima kita apa adanya’ bukan Cuma perkara
kita lagi cari pacar, jodoh atau cari pembo*at (salah ya). Dalam penelitian pun
demikian.
Oiya sebelumnya daripada aku ngepost hal-hal geje suka
curhat dibilang galau, mending ini galauku agak lebih akademis ya. Supaya yang
baca ga terprovoke buat bunuh diri. Galau akademis kali ini disponsori oleh
tesis saya yang belum kelar-kelar. Jangan tanya tentang apa. Tentang apa pun
aku masih bingung. Sumpah bingun. Aku bukan tipe mahasiswa yang bisa nemu
sebuah penelitian kemudian pede kocar kacir langsung nyusun sana sini. Aku tipe
gak pede-an. Udah berapa kali aku ganti penelitian. Dulu jaman S1 juga demikian.
Bagiku, penelitian itu bukan sebuah mandat dari dosen
pembimbing. Penelitian adalah sebuah ciptaan dan kesenangan. Keduanya merupakan
sebuah pleasure yang enak dan nikmatnya ngalahin es krim magnum.
Menjadi seorang peneliti di masa ini, menurutku terlalu
banyak batasan-batasan yang terlampau ketat. Dua kali aku dapat kuliah metode
penelitian. Dan hingga saat ini aku Cuma tau kuantitatif, kualitatif, deduktif
serta induktif. Ya tau sih beberapa jenis penelitian lain. Tapi kenapa sih?
Harus kita ngikut pedoman-pedoman tersebut? Bahwa sesungguhnya yang namanya
penelitian ketika kita turun ke lapangan kita akan dengan sendirinya mengikuti
alur. Kaya detektif.
Bahkan saat kuliah dulu sempat harus baca beberapa buku
metode penelitian yang udah cukup tua. Emang berguna, tapi menurutku informasi
yang diperoleh hanya sebagai pengetahuan. Bukan sebagai sesuatu yang harus
dipatuhi. Ilmu pengetahuan berkembang. Teori yang sudah ada bukan pijakan yang
harus dibawa kemana-mana.
Mungkin aku masih terlalu hijau ngomongin metopen. Karena hampir
baru dua penelitian yang akan aku telurkan. Tapi setidaknya beberapa penelitian
kecil yang sudah aku lakukan sempat membuat aku menjadi sedikit tahu. Rancangan
penelitian itu memang perlu dibuat awal ketika akan memulai penelitian. Ini bukan
perkara sembarangan. Ibarat ingin mendesain rumah, kita tahu desain rumah
seperti apa yang kita inginkan. Segala sesuatu yang tiba-tiba akan menghabiskan
sumber daya. Desain penelitian ini meliputi apa sih yang melatar belakangi kita
memilih penelitian tersebut. Tujuan melakukan penelitian tersebut. Manfaatnya apa.
Teori apa yang kita ambil dalam mengkolaborasinya.
Setelah ngomongin desain penelitian baru ngomongin metode
penelitian apa yang akan kita lakukan. Metode ini ibarat tools yang akan
membawa kita menuju jawaban dari penelitian kita. Mulai dari cara kita
mendapatkan data, saat turun ke lapangan, mengolah data, sampai mengambil
kesimpulan mengenai keseluruhan informasi yang sudah kita dapatkan.
Terkadang aku berfikiran bahwa ini mudah, engga, ini sulit
banget. Aku bukan manusia berotak cerdas dan memiliki percaya diri yang tinggi.
Aku terlalu lamban untuk mencerna informasi. Terlalu telat mikir.
Ya liat saja, hasilnya macam ini. Berkali-kali harus turun
lapangan. Ganti proposal. Hehehe
Im enjoying my step. These are my parts. I took every
lessons from my failure, the environment, the objects and from the theory from
books.
Ini poin dari sebuah penelitian harus diterima apa adanya, dan kita harus menerima apa adanya hasil penelitian kita.
Setiap lokasi penelitian berbeda, setiap peneliti berbeda, setiap teori yang mereka angkat juga berbeda. Semua berbeda. Kita ga mungkin harus menyamakan dengan teori supaya penelitin kita dianggap mendekati kebenaran. Karena dalam penelitian ilmu pengetahuan, kebenaran bernilai tidak mutlak. Kebenaran hanya berlaku sementara. Kondisional. Apapun hasilnya, kita harus menerma sebagai capaian tertinggi dan penghargaan pada usaha kita menemukan temuan terbaru.
Membuat penelitian melatih penalaran kita supaya terlatih
untuk terus berfikir. Berlatih untuk bagaimana menganalisis sesuatu dari hal
termudah hingga terkompleks.
Mungkin begitu share kali ini. Maaf bila dalam isi tidak
terlalu mendidik. Aku bukan pendidik. Tapi pembelajar.
Selamat malam.
No comments:
Post a Comment