June 14, 2013

RO-KOK



Barusan banget aku nonton sebuah video di youtube tentang rokok. Agak selow tadi siang studionya, karena aku udah ngerjain beberapa kerjaan di kosan. Terus tadi ga ada tambahan kerjaan. Well, youtube killed my boredness :D

Iseng buka stasiun youtube yang aku subscribe, merasa bosan nonton stand up comedy, Marcus Butler, dan mbak Michele Pahn (gini bukan sih nulisnya?). Terus iseng aja gtu buka video iklan rokok yang ada di pingiran dan eh nemu sebuah video ttg rokok yang durasinya kurang dari satu jam. Video tersebut dibuat oleh orang luar tentang kondisi pertembakauan di Indonesia. Setelah nonton video tersebut, aku jadi pengen banget nulis ini. Silakan baca.
Rokok. Siapapun tau benda yang berbentuk tabung panjang dengan kertas pembungkus yang mayoritas putih dan di bagian filternya berwarna cokelat. Benda ini adalah salah satu pembunuh terbesar di Indonesia maupun dunia. Dengan menghisap benda ini, siapapun bisa terkena serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Bahkan perokok pasif, yaitu orang-orang yang hanya berada di sekitar perokok aktif tersebut juga bisa menjadi korban dari keganasan kanker paru-paru. 

Rokok yang sampai sekarang masih belum ada undang-2 yang melarangnya dari pemerintah, masih berstatus menjadi barang yang mubah. Yaitu bila dilakukan tidak apa-apa dan bila ditinggalkan akan lebih baik. Oleh karena itu, masih banyak ditemui orang-orang yang merokok di sekitar kita.
Sebagai mahasiswa teknik, kegiatan merokok bukan menjadi kegiatan yang jarang bahkan asing bagi mata dan kepalaku. Aku bukan perokok pastinya. Hanya terkadang menjadi perokok pasif di antara teman-2 pria yang suka merokok. Itupun tak sengaja. Mana ada niat jejer-jejer sama orang ngrokok? Ada juga bisa mati sesak nafas. Di kalangan mahasiswa, merokok menjadi salah satu gaya hidup bahkan menjadi kebutuhan primer bagi beberapa teman. Tidak hanya buat teman laki-laki, tapi juga teman perempuan. Awalnya agak kaget dan sedikit risih saat jajan di kantin dan bertemu beberapa mbak-mbak senior yang saat itu merokok. Tapi kemudian terbiasa melihat, maka ya jadi biasa saja. 

Merokok bisa bikin kecanduan. Siapapun yang terjebak dalam sebuah candu tembakau akan menjadi pecandu yang engga tau kapan bisa keluar dari belenggu tersebut. Sehari saja engga ngisep, katanya sariawan, bibir pait, jadi ga bisa mikir (otaknya ketinggalan kali) dan alasan-2 lainnya.  Tuntutan tugas-tugas kuliah dan realita kehidupan yang dialami masing2 teman terkadang mendorong mereka untuk berteman dengan rokok. Beli rokok di kampus tidak susah. Kantin jurusanku menyediakan dalam bentuk pak-pakan hingga eceran. Selain itu, tawaran rokok dari teman biasanya menjadi sebuah hal yang menggembirakan buat teman2 yang merokok. Beberapa teman yang tidak merokok bahkan akhirnya menjadi perokok karena berbagai alasan, termasuk supaya bisa diterima dalam pergaulan. 

Kecanduan mengakibatkan rokok menjadi salah satu kebutuhan primer selain nasi. Penghasilan bisa separuhnya dibelanjakan hanya untuk memanjakan mulut dan mengikis paru-paru. Well, bisa dibilang rokok sebagai pemicu kemiskinan. Bila satu hari menghabiskan 1 bungkus rokok seharga 10 ribu rupiah, dalam waktu satu bulan maka perokok akan menghabiskan sekitar 300 ribu rupiah untuk beli rokok.  

Betapa rokok menjadi sebuah lambing pergaulan modern saat ini, termasuk sebagai promotor acara-2 musik berskala local hingga internasional. Beberapa artis internasional dating ke Indonesia beberapa tahun terakhir. Tidak tanggung-tanggung artis sekelas Florida dan sebagainya manggung di Jakarta. Siapa sih yang bisa ngedatengin mereka? Yup. Perusahaan rokok. Keuntungan dari penjualan rokok mereka di Indonesia, membuat mereka bisa membayar artis-2 internasional untuk datang menghibur para fans nya di Indonesia. Melalui acara tersebut pulalah mereka mengeksiskan diri sebagai brand yang bisa mendukung ‘taste’ anak muda jaman sekarang. 

Di sisi lain, beberapa perusahaan rokok juga memberikan beasiswa pendidikan melalui CSR nya. Beasiswa yang hadir dalam nominal yang menggiurkan dan kegiatan2 peningkatan karakter pribadi dan leadership, selalu menjadi incaran bagi beberapa siswa dan mahasiswa untuk mendapatkannya. Lalu korelasinya apa? Apakah siswa-siswa berprestasi tersebut harus merokok? Siswa-siswa yang mendapat beasiswa tersebut pastilah anak-anak pilihan yang secara akademik memiliki nilai-nilai yang baik dan pengetahuan yang baik pula. Mereka pasti tau rokok itu apa.
Sangat disayangkan sebenarnya keberadaan rokok di masyarakat. Di satu sisi, rokok adalah pembunuh, di sisi lain banyak orang bergantung pada produksi rokok serta tawaran2 yang perusahaan rokok tawarkan. 

Indonesia sebagai negara dunia ketiga bersama negara-negara berkembang lain merupakan pasar rokok terbesar bagi perusahaan-perusahaan rokok internasional. Harga rokok yang relative lebih murah dan ketersediaanya yang mudah diperoleh, menjadi sebuah alasan rokok adalah barang yang mudah diperoleh semudah mencari minuman mineral. Di NYC (my dream city) harga sebungkus rokok dibandrol sekitar 13 dolar amerika, ya 130 ribuan lebih lah ya kalo kita hitung kurs dolar amerika adalah 10 ribu rupiah. New York juga merupakan sebuah kota yang melarang warganya untuk merokok selain di dalam restoran atau kafe. Jadi di tempat-tempat umum terutama di Times Square, smoking is forbidden. Padahal ya padahaaaal….amerika adalah tempat dimana Marlboro dibuat oleh Philip Morris yang kemudian meninggal akibat kanker paru-2 akibat rokok yang dibuatnya sendiri.  Tragic, huh?

Di Indonesia, jangankan di kafe, yaelah di ruang-ruang public saja ngerokok itu bebas-bebas aja. Terutama di lingkungan institusi pendidikan. Miris. Indonesia dengan jumlah penduduk sekian ratus juta ini hanya bisa merokok, ya pantes lah berkembang terus ga maju-maju. Mahasiswa yang belajar ini itu bla bla bla, ngerokok, paru-paru rusak, mati muda, bangsa ini mau jadi apa?
Aku emang benci rokok dan perokok. Mungkin ada yang mau nanggepin ‘Kamu belum nyobain sih res, enaknya ngerokok…’. Well I have. Pernah dulu bgt aku nyobain 2 batang rokok sampoerna merah, yang menurut beberapa teman2 didaulat sebagai rokok cewek karena kandungan nikotinnya yang lebih rendah dibanding rokok-2 lain terutama yang filter. Manis. Rokok seperti oksigen yang seharusnya aku hisap dalam-dalam dan alirkan lewat paru-paru. 1 batang habis. Aku lanjutkan batang yang satunya. Kemudian aku berpikir bahwa asap rokok ini, bakalan masuk ke paru-paru. Mengalir dalam darah. Darahku akan mengandung nikotin! Oh tidak! Bisa-bisa rusak masa depanku gara-gara 2 batang rokok sialan yang sempat bikin aku batuk2 diawal perkenalanku dengannya. Buru-buru aku matikan setengah batang rokok tersebut. Aku semprot kamarku dengan pengharum ruangan, aku bungkus dnegan tisu abu dan puntung2 rokok tersebut dan segera gosok gigi berkali-kali untuk menghilangkan jejak-jejak nista ini. 

Kenapa sih rokok ga dilarang aja? Malah ganja dilarang? Aku setuju sama Stand Up comedy nya Pandji Pragiwaksono yang di sebuah kafe beberapa tahun lalu. Dia mengatakan lebih baik ngganja daripada ngrokok. Ngganja Cuma bikin lu mikirnya lambat. Tapi rokok bisa bikin lu impoten. Kalo lu ngganja, lu masih bisa bikin anak meskipun lambat, tapi kalo lu impoten, lu gabisa bikin anak. Hahahaha. That was a very ridiculous joke ever. Orang ngganja Cuma buat kesenangan pribadi, dia ga melukai orang lain. emang sih efeknya saraf. Ya sma aaja lah sama rokok. Yang rugi banyak. Mati juga. 

Lalu yang bergantung sama rokok buat hidup gimana reeeesss??? Lu jangan ngebacot mulu sok alim ngomongin don’t smoke don’t smoke tapi lu liat niiih banyak bgt orang2 yang ngegantungin hdupnya dari tembakau dan rokok.
Kenapa ga cari usaha lain? usaha lain kan masih banyak selain nanem tembakau dan bikin rokok? Lagian nih ya, rejeki sih udah diatir sama yang di atas. Tinggal kitanya aja gimana berusaha. 

Well, sekali lagi aku mendukung gerakan anti tembakau di dunia. Pernah di kereta pas perjalanan pulang ke rumah, aku duduk depan2an sama mas-mas pacaran sm mbak-mbak (yaiyalah, masa sama mas-mas juga). Mas-mas tersebut ganteng. Terus dia ngerokok. Dari gelagat dia tsb aku lansgung liatin. Then dia mulai ngerokok. Dan aku beraksi. Aku batuk2 dan berakting sesak nafas. Aku menggapai-gapai masnya ‘maaf mas, saya asma mas, plis jangan ngerokok disini’. Masnya pergi dan tak pernah kembali lagi. Aku ditoyor temanku yang duduk di sebelah. Hahaha. Itu aksi saya, mana aksimu?

No comments:

Post a Comment

Masuk Sekolah

  Assalamualaykum teman-teman blog! Sudah lama sekali ga menyapa lewat blog, alasan klasik tolong diterima ya.                          ...