Siapa bilang sekolah di PWK adalah sekolah di teknik alus?
Jutaan kali aku mendengar statement seperti itu saat diterima di PWK UGM hampir 4 tahun yang lalu.
Sebagian orang bilang kalo PWK itu buat anak anak yang engga ketrima di teknik lain atau kedokteran. Well, i am. aku dua kali ditolak sekolah di teknik sipil UGM, penolakan tersebut telah menghantarkan aku ke PWK. Sebuah Prodi yang berada di bawah naungan jurusan teknik arsitektur dan perencanaan. Usia PWK UGM masih terbilang baru. Belum selama sodara 'tiri' nya, arsitektur.
Aku menolak anak PWK dibilang teknik alus. Disini keras sob! kalian tidak akan tau siapa sebenarnya yang seharusnya memiliki peran besra dalam pembangunan serta perencanaan. Sipil? Arsitektur? Bukan. Tapi kami. Para Perencana. Kami memang tidka berhadapan dengan baja, beton, besi, mesin, batuan, cairan kimia, nuklir, dan sebagainya. Kami menghadapi wilayah, sebuah 'binatang' yang tidak bisa bicara, terselubung serta misterius. Seperti dokter, kami mengobati. Pasien kami adalah wilayah beserta isinya yang memiliki dinamika beragam. Bangunan? Hanya sebagian kecil dari pekerjaan kami. Jalan? Siapa yang memutuskan akan dibangun jalan yang tepat jika bukan perencana? Lihat, tugas kami begitu besar, sulit dan kompleks. Terkadang kesombongan disiplin ilmu lain yang menganggap lebih hebat dari kami secara fisik memojokkan peran kami yang sebenarnya penting dalam dunia nyata ini.
Tidak banyak orang yang tau bahwa peran perencanan adalah sebagai leader dalam setiap project pembangunan. Itulah mengapa Indonesia sampai sata ini pembangunan tidak mencapai pada tahap 'sukses'. Pemimpin-pemimpin pembangunan bukan ahli yang bersekolah di sekolah Perencanaan. Meskipun mereka mengambil sekolah lanjutan di sekolah perencana, tetapi basic yang mereka miliki bukan basic sebagai seorang perencana. Mereka masih terpengaruh oleh ilmu dasar mereka.
Ada pula beberapa orang yang bilang bahwa sekolah perencana sebaiknya merupakan sekolah lanjutan dari berbagai disiplin ilmu. Menurutku itu malah salah. Namanya menjadi perencana ya harus sejak kecil sudah memiliki kepekaan terhadap ruang.
Kamu boleh percaya atau tidak, setelah masuk kesekolah ini, setiap kali memasuki daerah baru aku akan merasakan sense yang berbeda dan selalu menanyakan semua pertanyaan 'mengapa'. Mengapa harus begini, mengapa harus begitu?
Sebagai mahasiswa PWK UGM, kami memiliki motto 'PEMIMPIN DUNIA'. Sama seperti perintah Tuhan pada manusia yaitu sebagai khalifah di dunia. Kami yang mungkin kalian anggap sebagai anak-anak buangan dan 'banci' kamilah yang memiliki tugas daan tanggung jawab paling besar.
Bersekolah di PWK, menurutku harus memiliki otak yang cukup kuat untuk bisa berfikir. Kami sebagai anak teknik belajar ekonomi, psikologi,sosiologi serta politik. Tak hanya itu, kami juga belajar sistem informasi, kesehatan, lingkungan serta hal-hal berbau matematis dan saintis.
Tak hanya itu, kami juga dituntut untuk bisa bekerja dalam tim, bisa tahan dalam tekanan serta bekerja keras. Aku tidka tau bagaimana jurusan-jurusan lain. Mungkin sama. Tapi apa yang aku rasakan pasti berbeda dnegan anak-anak jurusan lain.
Jangan buang-buang waktu hanya untuk menjadi seorang 'pekerja' jika kamu memiliki otak yang cerdas serta kepribadian yang baik. Dunia ini membutuhkan banyak sekali orang-2 pintar yang bisa berbikir secara integral.
Menjadi mahasiswa perencana saat ini mungkin belum terlihat gaungnya di masyarakat. Tapi kami berjanji setelah kami keluar dari sekolah ini, kami bisa buktikan pada Indonesia dan dunia, bahwa kami para perencana adalah apa yang mereka butuhkan.
Saya menulis ini untuk siapa saja yang ingin membacanya. Tidak ada maksud untuk menyinggung banyak pihak. Saya hanya menjelaskan dimana posisi perencana menurut saya sebenarnya. Siapapun yang menganggap kami rendah, mungkin kalian hanya butuh banyak waktu untuk memahami dunia seperti apa. Bukan berarti aku lebih hebat, hanya saja aku dan teman2ku yang lain sudah duluan tau.
No comments:
Post a Comment