Tulisan kali ini aku khusus dedikasikan pada temanku, Rendy, yang kemarin baru sja akehilangan sosok seorang ayah yang sangat dihormati dan dicintainya selama-lamanya.
Tidak pernah terfikir bahwa dia akan kehilangan ayahnya secepat ini. Baru saja beberapa hari yang lalu kami bersenda gurau di ruang kelas dan studio. Kemudian kemarin pagi aku endapat kabar bahwa ayah rendy sudah tidak ada.
Rendy yang kami cari2 saat makan-makan syukuran wisuda periode Mei 2013 tidak ada, mungkin saja dia sudh pulang ke rumah karena mendapat kabar bahwa ayahnya sedang sakit keras.
Rendy adalah teman yang aku kenal pertama kali saat diterima di UGM sekitar hampir 4 Tahun yang lalu. Absen kami sebelahan selaa kurang lebih 7 semester mengikuti UTS dan UAS. Kami juga sering tergabung dalam banyak kepanitiaan dan organisasi. Ibarat busuk-busuk nya isi kehidupan aku dan teman-teman lain, Rendy adalah salah satu teman yang aku tau busuk-busuknya.
Sempat kaget pas baca berita tersebut, aku masih setengah sadar karena efek pilek yang semakin memburuk kemarin malam (dan malam ini pun semakin buruk). Aku langsung teringat sama dia. Salah satu teman yang selalu ceria meskipun sedang sakit ataupun sedih. Dia tidak pernah secara gamblang cerita kalo ayahnya sedang sakit. Meskipun beberapa kali dia pulang tanpa ijin dan aku tanya2 ternyata dia sdg pulang untuk menjenguk ayahnya yang sedang sakit jantung.
Aku tak pernah sekalipun melihat wajah temanku yang satu itu berlinang air mata. Kayaknya ga mungkin lah kalau sampai dia sedih berkepanjangan. Kami semua disini turut mendoakan semoga keluarga yang ditinggalkan tetap tabah serta amal ibadah ayanya diterima oleh Allah swt.
Kalau dengar berita tentang kematian orang tua, aku selalu teringat pada dua orang tuaku di rumah. Terutama bapak. Usia bapak mungkin taun ini sudah masuk setengah abad. Bapak merupakan orang yang pekerja keras. Bapak sangat sayang pada kami semua. Bapak selalu memberikan uang jajan yang lebih pada kami meski kami tak pernah memintanya. Bapak selalu menjadi penengah saat Ibu sedang marah-marah pada kami. Aku mungkin ga bisa bayangin kalo suatu saat aku juga bakal kehilangan Bapak. Semua yang hidup pasti akan kembali pada-Nya. Tapi aku selalu berdoa supaya Bapak dan Ibu di rumah tetap sehat di usia mereka saat ini supaya bisa melihat aku dan adik-adikku bisa berjalan bahkan berlari dengan kaki kami sendiri. Bahkan aku sudah malu masih saja meminta uang pada mereka di saat semua teman di usiaku sekarang seharusnya sudah bisa memberikan sebagian uang gaji mereka pada orang tua.
Bapak, meskipun bukan Ibu, orang yang disebut Rasulullah sebagai org yang harus dihormati sebanyak tiga kali, Bapak adalah orang yang membuat kita berada di dunia secara biologis. Bapak jugalah orang yang selalu membuat aku belajar untuk tetap kuat meskipun aku adalah perempuan. Bapak tidak pernah tega melihat aku jatuh saat naik motor. Tidak peduli bagaimana kondisi motornya, yang penting aku tidak lecet sedkitpun. Sempat suatu ketika motorku jatuh karena keteledoran seorang teman yang menyebabkan bberapa bagian motorku rusak dan harus diganti. Aku tidak tahu harus bagaimana aku sms Bapak. Aku mengira Bapak akan marah karena aku anaknya ceroboh dan tidak bertanggung jawab, tapi Bapak menanyakan kondisiku. Aku sehat-sehat saja pak. Aku sedang tidak mengendarainya.
Bapak juga bukan orang yang selalu memaksa aku harus menjadi apa kelak. Beliau tidka pernah memaksaku untuk mengikuti jejaknya di bidang kehewanan seperti adikku saat ini. Bapak tidak pernah mempengaruhi aku mengenai pilihan jurusan sekolahku saat ini meskipun Ibu pernah skeptis bahwa jurusanku bukan jurusan yg menjanjikan banyak hal di dalam negri. Bapak selalu bilang bahwa semua ilmu memiliki manfaat. Tidak ada ilmu di dunia ini yang tidak bermanfaat.
Meskipun demikian, Bapak adalah sosok yang sejak dulu sangat aku takuti. Terutama masalah agama. Akan sangat marah besar sekali kalo sampai ketauan aku ga sholat dan ngaji. Bahkan sampai saat ini Bapak masih menyangsikan bahwa aku akan bangun subuh dan langsung solat tanpa mengulur-ulur waktu dan mendapati waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi.
Mengingat hal ini, kehilangan sosok Ayah dalam sebuah keluarga, berapapun usiamu tetaplah merupakan sebuah kejadian yang benar-2 menyedihkan. Meskipun kita tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan ditinggal mati seseorang.
Ya Allah Ya Tuhan Kami...
Maafkanlah semua dosa kedua orang tua kami, Sayangilah mereka seperti mereka menyayangi kami sejak kami kecil.
Jika mereka sudah tidak ada, berikanlah tempat terbaik di sisi-Mu di sana, Kami disini akan selalu mengirim doa bagi mereka. Ijinkan kami emmasangkan jubah kemuliaan pada mereka, sebagai orang tua terbaik yang pernah ada bagi kami.
Jika mereka masih ada, mudahkanlah rizki mereka, mudahkanlah semua urusan dunia serta akhirat mereka. Ijinkan mereka melihat kami semua sukses di jalan kami masing-masing. Buatlah mereka bangga memiliki kami sebgaai anak-anak titipan Mu yang telah mereka besarkan. Ingatkanlah kami akan semua jasa-jasa mereka, jangan buat kami durhaka pada mereka saat kami mulai paham tentang dunia.
Aamiin.
No comments:
Post a Comment