May 19, 2013

One Lesson, Today.



Aku bukan kakak yang baik. Aku bahkan tak bisa mengasuh adikku dan mendidik sebgaimana kakak-kakak pada umumnya. Aku memang tidak berbakat. Tapi aku punya adik dua. 

Adikku yang pertama perempuan, dia sudah sejak kecil bersama aku. Karena hanya dia adik yang bisa nyambung dnegan perckapanku jika bermain boneka. Meskipun demikian, aku tetaplah paling sering membuat dia menangis untuk hal apapun termasuk berebut sesuatu. Kami memiliki trik-trik tersendiri dalam mendapatkan sesuatu yang lebih baik. 

Sejak kecil adikku yang perempuan tampak lebih pendiam daripada aku. Dia lebih suka menggambar dan membaca. Gambar-gambar dia lebih bagus dan imajinatif dibandingkan aku yang lebih suka menggambar sesuatu kaku dan hanya tampak seperti garis-garis lurus saja. 

Aku dan dia selisih 4 tahun. Sejak kecil dia sudah memberikan banyak sekali pertanda jika dia anak yang cerdas. Bahkan lebih cerdas daripada aku. Ketika masuk sekolah dasar, dia kelas 1 dn aku kelas 5. Beberapa anak-anak SD yang nakal suka mengganggu dia karena tau dia adalah adikku. Aku sering harus berantem dengan mereka karena membuat adikku menangis. Aku benci pada siapaun yang mengganggu adikku. Aku rela melakukan apa saja asal sakit hati itu bisa tersalurkan ke orang tersebut. Tapi adikku anak yang cuek dia bahkan tidak pernah menaruh dendam pada mereka. Aku? Aku yang melihat dia menangis mana tega?

Kemudian kami pindah sekolah, karena kami pindah rumah. Aku dan dia berbeda sekolah. Di sekolah yang baru tersebut adikku adalah anak yang sering mnegikuti lomba, dia memiliki banyak teman, disukai guru-guru. Dia lebih terkenal dibandingkan aku. Sampai jenjanh SMP dan SMA aku sudah tidak tau lagi pergaulan dia macam apa. Yang pasti dia sering masuk organisasi elit2 di sekolah. Dan dia mulai mengembangkan bakat menggambar dia di computer. Dia menyukai grafis. You can say she is a geek. Ga juga. Dia piter kalo masalah perkomputeran dan pemrograman. Teman-teman dia banyak, bahkan saat adikku ulang tahun ada saja teman2 dia dari jauh yang dating hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun dan membawa kado. Sweet. Maybe she is a good friend. 

Sekarang dia kuliah di salah satu fakultas kedokteran. Fakultas kedokteran yang dia sukai dari dulu. Bukan manusia, bukan juga gigi. Memang langka. Tapi kebutuhan akan dokter hewan semakin meningkat akhir-2 ini. Dan fakultas dia mungkin bukan fakultas sebonafid fakultas2 kedokteran lain di universitas. Baru masuk kuliah, dia sudah mulai mengikuti banyak kegiatan kampus dan langsung dipercaya untuk megang beberapa projek desain. Aku gatau apa yang dia pamerkan ke senior dia. Emang sih dia perfeksionis. Mungkin itu terlihat di beragam desain dia.
Beberapa hal yang bikin aku kadang suka ngamuk dan sakit hati sama dia adalah saat beberapa teman serumahku ngatain dia. Ngatain kalo adikku sombong, gabisa senyum, tatapan matanya sinis apalah blablabla sampe dibilang kalo dia daftar kerja itu akan sangat sulit karena gaya komunikasi dia. Astaghfirullah aku Cuma bisa ngelus dada. Seperti itukah adikku di mata mereka? Aku rasa adikku ga pernah cari masalah sama teman2ku. Bahkan dia bisa bergaul dnegan baik dengan teman2 seangkatanku di SMA serta di kampus. Kami penah jalan bareng dan sebagainya. Mungkin ada kesalahan di teman2ku serumah atau di adikku pada mereka saja. 

Hal tersebut adalah hal yang bikin aku langsung sakit hati sesakit-sakitnya sampai menangis. Tega-teganya mengatakan perkataan semacam itu, aku dalam kondisi capek, lapar sampai maag, bawa-2 adikku yang ga ada salah apa apa. Aku cerita sama dia, dia hanya ketawa2. Dia masih saja cuek, dia tidak pernah mengambil pusing. Dia hanya bilang ‘teman-2mu aneh terlalu rempong dan terlalu ngurusin urusan orang lain.’ good dia punya sikap. Tapi aku? Orang terdekat yang sedarah sama dia dan mendengar semua kata-kata yang bikin aku langsung nyess. Aku berusaha menjelaskan bahwa adikku seperti itu. Kembali lagi mereka mengatakan bahwa adikku ga ramah dan sebagainya. Itu  yang aku dengar, mungkin mereka menyimpan hal lain? 

Aku menangis? Iya sambil menulis ini semua. Aku merasa menjadi gagal sebagai kakak serta merasa malu apakah didikan orang tuaku seperti ini. Tidak. Orang tuaku bahkan sellau mengajarkan bahwa kami harus baik pada siapapun, tapi kami tau siapa orang yang baik dan siapa orang yang tidak baik bagi kami. 

Bagian mana yang salah? Adikku yang memiliki banyak teman dan mudah diterima di komunitas mana saja mendapat perkataan seperti itu? Apa bukan teman2kulah yang sebenarnya memiliki sikap buruk ke dia sehingga dia memberikan respon seperti itu?
Memang benar sifat manusia, selalu mengkritik orang lain padahal dia sendiri lebih banyak memiliki kekurangan. 

Dari sini aku belajar, sebagai manusia terdidik seharusnya kita memiliki mulut yang santun. Semakin kita berilmu semakin santun harusnya dalam berpikir dan bertindak. Jika harus mengkritik orang pasti memiliki tata karma tersendiri yang tidak membuat orang lain terluka. Ucapan yang telah keluar tak mungkin bisa ditarik kembali. Kesan dan penilaian orang akan sangat melekat. Pada orang yang jarang ditemui saja sudah berani mencaci semacam itu, apalagi dnegan aku, orang yang setiap hari berada bersama. Bukan hanya adikku, beberapa teman juga mengkritisi bahwa teman2 serumahku memang seperti itu. Mungkin ga semua. Ya berpositif thinking lah, mereka sedang PMS atau mereka sedang mengatakan saran dan kebenaran, dengan cara mereka sendiri. Aku tidak tahu. Ya sudahlah. Biakan itu menjadi urusan mereka, mungkin hidup mereka sudah baik sehingga mereka merasa harus memperbaiki hidup orang lain. 

Oiya, sebaiknya aku mulai melarang adikku untuk main ke kosanku. Aku males mendengar cacian yang menyakitkan dari mulut-mulut tersebut.

Kalo ada yang sengaja baca, bacalah, resapilah. Anda tidak bisa ngejudge seseorang hanya dnegan senyuman mereka saja. Anda fatal dan anda salah besar!

1 comment:

  1. yes, maam! i never judge people by their first impression. aku juga sering kesel sama orang-orang sok tau yang suka ngejudge sesuka mereka.

    ReplyDelete

Masuk Sekolah

  Assalamualaykum teman-teman blog! Sudah lama sekali ga menyapa lewat blog, alasan klasik tolong diterima ya.                          ...