June 18, 2022

Jurnal Matrikulasi - Piramida Ibu Profesional (Zona 3 Misi 7)

 

 


Bismillah...

Melanjutkan perjalanan sampai ke misi 7 kali ini semakin asyik dan semakin menyenangkan. Rasa khawatir bakalan ga kuat ikut perkuliahan dan juga mengerjakan misi akhirnya sudah hilang. Kegiatan matrikulasi sudah menjadi habituasi bagiku dan anggota keluarga di rumah, bahwa setiap senin dan selasa malam aku akan mengikuti kuliah online dan setiap kamis hingga jumat nyicil nyetor tugas yang deadlinenya sabtu jam 10 pagi. Alhamdulillah selama ini masih bisa mengumpulkan tugas sebelum deadline. Udah gamau lagi ya jadi pejuang last minute, karena efeknya ga Cuma ke badan tapi juga ke keluarga. Emang ga last minute sih, tapi SKS wkwkwk…jadi jumat malam biasanya ngebut ngejurnal dan posting di blog.

Pekan ini, materinya tentang Piramida Ibu Profesional yang disampaikan oleh Mba Farida Aryani. Apa itu Piramida Ibu Profesional? Jadi, Piramida Ibu Profesional adalah gagasan awal kehadiran Ibu Profesional dari Bu Septi dan Pak Dodik. Ibu sebagai pelaku utama disini memiliki peran ke dalam dan keluar. Yang keduanya memiliki muara yaitu AKHLAK MULIA.  Berikut aku kopaskeun Piramida Ibu Profesional yang aku ambil dari website resmi Ibu Profesional.

 


Dari gambar di atas, terlihat ada 2 piramida ke atas dan kebawah yang saling meruncing di suatu titik yaitu AKHLAK MULIA, seperti yang sudah aku sampaikan di atas.

Piramida ke atas lebih kepada peran ibu di ranah domestik. Ibu yang memiliki modal untuk mau dan bersungguh-sungguh agar dapat memantaskan diri dalam menjalani berbagai peran di kehidupan. Intinya, piramida atas ini seorang ibu harus memiliki kesungguhan untuk berkembang sehingga memiliki rasa PD. Darimana rasa PD tersebut datang? Tentu saja dari kondisi domestic/rumah tangga yang sudah settle. Anak-anak sudah tercukupi kebutuhan jasmani seperti kecukupan gizi, stimulasi perkembangan sesuai usia serta rohani yang juga meliputi kasih sayang dan perhatian dari orang tua dan pengetahuan tentang agama. Suami terpenuhi kebutuhannya juga. Tak lupa, diri sendiri juga, jangan hanya karena sebagai ibu kita memiliki peran yang “ngopeni” anggota keluarga kita melupakan pengembangan  dan kebutuhan diri kita sendiri.

 

taken from here

Piramida ke bawah adalah tentang Ibu yang bergerak dari ranah domestic ke ranah produktif. Berbagai kegiatan untuk meluaskan jaringan dan menjadi agen perubahan bagi society, beraktivitas/berikhtiar untuk menjemput rejeki, dengan tetap memprioritaskan keluarga. 

                                                                 taken from here
 

Kalo aku menyimpulkannya: Ketika Ibu mau beranjak keluar (maksudnya mengambil peran di ranah publik), selesaikan urusan domestik dulu. Urusan domestik harus sudah tertangani dengan baik. Ya apa dong ketika kita koar-koar tentang parenting keluar, tetapi kondisi anak-anak kita sendiri masih belum sesuai dengan apa yang kita omongkan, rasanya kok jarkoni. Aku memahami hal tersebut sebagai sebuah ikhtiar bahwa memperbaiki kualitas diri dan keluarga adalah utama. Sebelum kita bisa berbagi kepada orang lain. Kecuali berbagi pengalaman. Ini juga refleksi dari materi Core Value IP dari Teh Dian beberapa pekan yang lalu.

Nah, kedua peran kedalam dan keluar ini harus bermuara pada AKHLAK MULIA sejalan dengan misi Rasulullah salallahu’alaihi wassalam. Artinya baik merawat dan mendidik anak-anak, melayani kebutuhan suami, menjadi partner suami, menjadi penggiat lingkungan (misalnya) harus membawa kita menjadi pribadi yang berakhlak mulia, semua kita niatkan untuk mencari ridha Allah subhanahuwata’ala.

So, mari pelan-pelan kita memasuki misi 7 sebagai tantangan dan juga hal yang akan aku praktekkan seminggu kedepan dan refleksikan kembali. Misi 7 kali ini, lebih berbicara tentang misi. Apa itu misi?

Apakah seperti suara yang sering kita tunggu-tunggu “Misi pakeeet!!!!” Oh, tentu saja bukan Esmeralda! Misi lebih ke penjabaran VISI. 

Kalo bicara VISI dan MISI ini aku jadi keinget jaman kuliah, setiap bikin perencanaan pembangunan wilayah harus punya VISI dan MISI. Kelompok studioku (mantan mahasiswa Teknik PWK ceritanya) berpuluh kali Menyusun visi dan misi itu salah. Padahal udah “berkiblat” pada contoh di lapangan, visi dan misi kabupaten X misalnya. Tetep salah loh. Karena beneran mikirin VISI dan MISI itu perlu ada penelaahan SWOT yang mendalam. Begitupun dalam menyusun visi dan misi keluarga kecil kami hehehe...

 

PETA MISI DIRI DAN KELUARGA

Apa ya misi diriku sendiri? Kalo ditanya begitu ya kadang bingung bin mumet jawabane zeyeng… Tetapi tentu saja ketika mau jalan, harus nentuin mau kemana. Kemudian dibreakdown satu persatu. Mau bawa apa? Mau lewat mana? Disana ada apa aja? Endesbre endesbre…

Yap, misi diriku sendiri dan keluarga sudah selaras. Apa saja ya? Baik, aku jabarkan misi keluarga kami, antara lain:

  1.   Menjadi keluarga yang taat kepada Allah subhanahuwata’ala dan menjauhi segala larangannya serta pandai bersyukur yang bersumber pada Al-Quran dan Hadis.
  2. Menjadi Keluarga yang sehat secara fisik dan batin.
  3. Menjadi keluarga yang saling menyayangi, mendukung, melengkapi, membantu, menguatkan dan kompak.
  4. Menjadi keluarga yang tercukupi kebutuhan lahir dan batin.
  5. Menjadi keluarga yang berkecukupan secara finansial sebagai modal pengembangan diri dan modal untuk menguatkan habluminannas.
  6. Menjadi keluarga yang memiliki kesungguhan dalam mempelajari ilmu dunia dan akhirat sebagai bekal untuk diri sendiri dan berbagi dengan sesama.

Misiku sudah ngeblend di ke 6 misi keluarga kami. Intinya di dalam misi keluarga ada misi ku, misi pak CEO. Misiku dan pak CEO juga merupakan ikhtiar untuk membawa misi keluarga menuju visi keluarga kami. Jadi tidak ada overlapping, karena semua sudah dibicarakan dengan menyadari peran, kemampuan, keinginan dan kesungguhan kami. Semoga Allah meridhai ikhtiar kami, Aamin.

Mungkin saja misi dengan rekan lain berbeda, ya pasti dong. Lauk makan malam ku hari ini dengan tetangga saja beda hehehe. Semua disesuaikan dengan kondisi masing-masing rumah. Intinya, apapun misi mu dan keluarga, pasti yang terbaik dan sudah melewati diskusi yang cukup panjang.

 

BELANJA PENGALAMAN “TACIT KNOWLEDGE WITH HIMA IIP BOGOR”

Gara-gara ada sesi “belanja pengalaman” ini nih, aku makin merasa kaya sekolah lagi. SERIUS! Ga main-main ya proses belajar di IP ini. Bukan waton kumpul-kumpul, sharing session, ngerjain misi tiap minggu, nganu-nganu nganu….

Beyond my expectation.

Sebagai warga IP Bogor…akupun mengikuti rangkaian TACIT knowledge selama 4 sesi via WAG yang diisi oleh narsum-narsum yang aku salut banget dan ngefans banget!

Berikut narsum yang sudah memberikan banyak sekali insight dan cerita-cerita menarik selama perjalanan mereka di Institut Ibu Profesional. Ada Ceu Khoirun Nikmah, Ceu Ika Fatmawati, Ceu Reni Handayanti dan Ceu Nunung Alindawati.

Oiya, pas acara Tacit Knowledge kemarin, aku juga memberanikan diri ambil peran kecil sebagai notulis di salah satu sesi sharingnya. Alhamdulillah, rasanya seneng bgt. Bisa memberanikan diri ambil peran kecil dan mengerjakan jobdesknya. Mau setor nama sendiri doang nih mikirnya panjang bener bestie… “Duh bisa ga ini ikut nimbrung di WA jam segini? Anak-anak rewel ga?” “Ijin suami gimana ya?” “urusan makan malam harus kelar dulu nih biar bisa konsen”. Kurang lebih begitu kemarin hihihi

Dari hasil belanja dan checkout di acara “Tacit Knowledge with HIMA” aku jadi pahaaam….bahwasanya setelah matrikulasi ini ada beberapa step perkuliahan berdasarkan tingkatannya. 


 

Nah, hubungan Piramida Ibu Profesional sama kelas-kelas ini tuh apa?

Piramida atas yaitu peran Ibu di ranah domestik akan ditempa di kelas Bunda Sayang (tentang parenting anak, pengasuhan anak dll) dan Bunda Cekatan (pemahaman terhadap diri sendiri, mencari passion dsb). Makanya setelah Kelas Matrikulasi step selanjutnya adalah BunSay dan BunCek. Pondasi si Ibu di rumah ini harus kuat dulu sebelum akhirnya bisa melangkah keluar. 

Next, Piramida atas yaitu peran Ibu di ranah produktif (keluar rumah ke masyarakat) ditempa di kelas Bunda Produktif dan Bunda Saliha. Untuk kemudian masuk ke Ibu Pembaharu yang langsung dibina oleh Bu Septi dan Pak Dodik.

Berrrrragam pertanyaan hampir sama dari semua teman-teman peserta matrikulasi pada narasumber. Antara lain “bagaimana nemuin passion?” “bagaimana mengatur waktu?” “bagaimana jenis misi masing-masing kelas?”

Udah pada ga sabar termasuk aku sendiri. Jawabannya tentu saja “take your time, semua ada waktunya, semua ada masanya.”

Kembali teringat pesan Mba Aniq Alfaqiroh di kelas EHTA kelas bubby “sabar menjalani prosesnya, jangan terburu-buru.” Kek kalo dengernya biasa aja ya. Nyatanya ini berefek panjang sama pikiran kita. Sebab dengan sabar menjalani proses, kita bisa bener-bener menikmatinya. Kaya kalo kita lagi kehausan, kita ambil minum, kita minum pelan-pelan sangat terasa air yang mengalir membasahi kerongkongan kita yang kering, rasanya begitu nikmat, meskipun hanya segelas air putih, kita menjadi mudah bersyukur dan cukup atas apa yang telah kita alami. Beda kalo kita minum buru-buru, mau 5 gelaspun kita ga ngerasa dahaga hilang. Karena tidak menikmati dan merasa cukup.

 

WHAT’S NEXT?

Dari mulai awal mengerjakan misi, kemudian sampai pada tahap ini, jika ditanya “jadi, plan kamu apa ketika habis kelar matrikulasi?”

Insyaa Allah, pengin bisa langsung lanjut ke kelas Bunda Sayang, kemudian Bunda Cekatan, Bunda Produktif dan Bunda Saliha. Tetapi ketika di Bunda Sayang dan Bunda Cekatan mungkin terbesit keinginan jika bisa join ke Kampung Komunitas Ibu Profesional juga. Sebagai komplemen dari materi dan kegiatan yang mungkin nanti akan diberikan saat aku masuk kelas.Tapi tidak tahu juga, duh rasanya kok maruk amat pengen ini pengen itu. 

Pun ketika ikut sharing session Bunda Produktif dan Bunda Saliha, udah jiper duluan. WHY? Kayaknya aku kok belum mampu ya kesitu...huhuhu...Melihat ceceu yang sudah di tahap tersebut mereka beneran bukan sembarang Ibu-Ibu, lho! Kalo bisa kasih jempol 100 aku kasih semua. Tapi kita tidak tau ya, proses apa yang akan aku hadapi di depan. Beneran, nikmati prosesnya, sabar, semua ada waktunya.

Manusia porsinya berencana. Porsi yang menentukan tetap milik Allah Subhanahuwata’ala. Semoga kita semua dimudahkan menjalani ikhtiar untuk mencapai Visi dan Misi keluarga kita semua. Aamin.

Jadi.....Kesimpulan dari materi Piramida Ibu Profesional yang bisa aku dapatkan adalah:

           "Kalo mau keluar rumah, pastikan urusan rumah sudah beres."

Semoga tertanam dalam diri ini sebagai istri dan ibu yang sedang berusaha menjadi lebih baik hari demi hari.

See ya next mission, gaes!

Wassalam

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

Masuk Sekolah

  Assalamualaykum teman-teman blog! Sudah lama sekali ga menyapa lewat blog, alasan klasik tolong diterima ya.                          ...