September 8, 2013

Resti dan Cinta

RESTI.
Itu nama yang biasa orang panggil padaku sejak aku lahir sampe seumur gambreng ini. Meskipun banyak panggilan-panggilan yang sama sekali tidak terdapat dalam suku kata namaku, tetapi aku harus mengakuinya sebagai namaku dan harus menoleh ataupun menjawab ketika ada yang memanggil enur, mika, restong, atau ci.

sedangkan CINTA bukan nama tokoh.
cinta layaknya sebuah kata yang sering ditulis anak-anak jaman SD untuk mengolok temannya berbeda jenis untuk dijodoh-jodohkan. What kind of this world, such children have to know about LOVE.
Iya, jamanku SD kalo berangkat sekolah dan ketemu entah lelaki kiriman darimana yang harus dipasangkan kepadaku dan aku harus melihat namaku ditulis besar-besar di papan tulis, kemudian tanda love dan nama dia dibawah, atau susunannya terbalik, nama dia diatas. Katanya itu cinta. Simpel ya definisi cinta anak SD jamanku. Hanya sekedar modal nama serta kapur tulis. Maka itu namanya cinta.


Lalu apa hubungannya aku menulis namaku disandingkan dengan cinta tanpa nama laki-laki mengiringinya?
Ya nama siapa sih yang mau aku tulis. Maunya nulisnya Reza Rahadian gitu. Tapi, mas Reza enggak kenal sama aku. Aku juga enggak kenal, lalu terbitlah peribahasa tak kenal maka tak sayang. Maka itulah kami berdua tak slaing menyayangi.

Cinta itu apa sih? banyak orang ngomong, tapi pada gatau artinya apa. Seakan itu ajaib, miracle, klenik, gaib, hahaha ga ngerti deh ya.
Kalo ditanya cowok yang lagi kmau cintai siapa, Res? Rasanya mau sebut nama dia. Dia yang mana? hahaha. Bahkan mungkin dia juga enggak percaya kalo aku cinta dia. Andai definisi cinta saat ini sama seperti belasan taun lalu, modal nama dan kapur tulis, maka aku seneng banget.
Aku juga bingung apakah yang pernah ataupun sedang aku rasakan adalah cinta?
Gembel banget kalo aku bilang aku ga cinta. Cinta ga punya variabel. Ga ada kriteria yang jelas. Cinta itu kaya kentut. yang ngerti cuma yang ngeluarin. Dan ga semua yang disebelahnya nyium baunya. Kadang harus mikir sampe guling-guling kalo aku lagi cinta sama orang. Is it LOVE? or just symphatic?

Berkali-kali aku gagal memiliki cinta yang sebagian besar anak perempuan impikan sejak kecil. Cinta yang berwujud seorang pangeran berkuda putih yang datang dari negri antah berantah dan menjemputnya untuk tinggal berdua bersama hingga akhir hayat dan bahagia selamanya.

Tidaklah mawar hampiri kumbang
Bukanlah cinta bila kau kejar
Tenanglah tenang, aku kan datang
Dan memungutmu ke hatiku yang terdalam
Bahkan, ku tak kan bertahan tanpamu

Secuplik lirik Untuk Perempuan SO7 yang selalu aku ingat, saat aku terlampau jauh mengejar seseorang yang tak sepantasnya aku kejar. Perempuan kodratnya bukan mengejar, Guys!
Tapi, jaman emansipasi? Semua menyalahkan bila seorang perempuan depresi karena memendam cinta pada laki-laki. Semua menyarankan 'ga ada salahnya kan kamu ngomong duluan ke dia?'
Serta merta adat ketimuran, bahwa perempuan hanya untuk dipilih, musnah.
Akupun pernah demikian. Mau bagaimana? Aku menjunjung prinsip lebih baik dikatakan daripada menyesal seumur hidup. Ya kan?

Lalu, cinta saya saat ini?
Mungkin sedang melayang. Memilih siapa yang berhak memilikinya. Karena cinta tak akan tahan lama bila di pemilik yang salah. Cinta ang aku akui akan hadir disaat yang tepat.
Begitulah aku dan cinta. Aku terkadang menyerah, terkadang berjuang. Dan sebagai manusia, aku punya batas kemampuan dan usaha. Jadi, sebenarnya semua ini aku titipkan pada yang di atas.

No comments:

Post a Comment

Masuk Sekolah

  Assalamualaykum teman-teman blog! Sudah lama sekali ga menyapa lewat blog, alasan klasik tolong diterima ya.                          ...