i took from here
Menjalani kehidupan yang serba
monoton, selalu menunggu jumat karena jika jumat berakhir maka esok adalah
sabtu dan minggu adalah rutinitasku sekitar 8 bulan belakangan. Sejak balik
lagi ke dunia kerja, berangkat pagi, pulang sore, momong anak, makan malam atau
masak sesekali, kemudian tidur. Life cycle yang begitu, rasanya kurang
menantang. Meskipun ak tau setiap hari buat bangun pagi dan at least nyiapin
sarapan juga tantangan tersendiri….
i took from here
Ada sebuah hal yang tidak
berkembang dalam diri. Selain semakin pinter cari diskonan di shopee, jemari
ini masih kurang luwes di atas keyboard computer buat ngeblog atau bikin
tulisan lagi.
Seorang teman yang juga
berprofesi sebagai ASN di sebuah institusi pusat lain sempat bercerita bahwa
dia hampir tidak bisa berkembang karena berada di zona yang ternyata setelah
kami masuk adalah zona yang super nyaman. Mendaftar cpns memang sebuah
persaingan ketat yang saingannya bisa 1: 100 bahkan 1000 orang. Persaingan yang
ketat tersebut ternyata membawa pemenangnya ke kehidupan yang sangat jauh dari
bayangan saat awal mendaftar.
Sekarang, ketika lagi posisi sane
inilah ak mencoba untuk bangkit lagi. Menggeluti kehidupan menulis yang sudah
lama ditinggalkan. Kembali mencari waktu untuk terapi diri sendiri dan kembali
membangun diri sendiri supaya menjadi lebih baik.
Mengapa menulis?
i took from here
Sebab dengan menulis ternyata
menuntut kita untuk membaca lebih banyak. Blog walking, liat-liat pemenang
lomba blog. Iya betul. Aku juga pengen ikutan lomba blog lagi. Meskipun start
lagi dari awal, ya sudah tidak apa-apa.
Sebetulnya cara men encourage
diri sendiri bisa dengan berbagai cara. Hanya saja aku memilih menulis. Karena menulis
itu asyik. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan menggeluti hobi seperti
menggambar, mendesain, membuat prakarya atau keterampilan tangan. Satu hal yang
juga merupakan cara menencourage diri sendiri adalah dengan belajar agama.
Apapun
agamamu. Belajar agama bukan melulu sudah selesai di bangku sekolah. Di usia
dewasa seperti saat ini, belajar agama akan sangat membantu dalam bersikap. Permasalahan,
godaan dan cobaan dalam berbagai bentuk jika kita ingin tetap waras
menghadapinya, tentu saja diperlukan ilmu yang memahami hakikat untuk apa kita
hidup di dunia. Mengikuti kajian yang rutin dilaksanakan di berbagai majelis
ilmu, berkumpul dengan orang soleh, menyapa kembali al-quran yang mungkin sudah
lupa kapan terakhir membaca, menurutku juga bentuk terapi serta encourage untuk
diri sendiri.
Rasanya ingin sekali bisa menjalankan
semua hal tersebut dengan seimbang. Bisa membagi waktu dan rutin mengerjakannya,
mungkin dapat membantu untuk membangun kualitas diri kita.
Oleh karena itu, aku akan mencoba
mulai saat ini. Baik, Let’s try!
Salam,
Resti
Harus selalu belajar setiap saat
No comments:
Post a Comment