Tempat yang kami kunjungi pada
hari kedua adalah Mercedes-Benz Museum. Stuttgart merupakan ‘kandangnya’ mercy,
belum afdol katanya jika ke Stuttgart tapi belum main ke museum Mercy.
Beruntung jadwal dari DAAD memberikan kita waktu untuk mengunjungi Museum
Mercy.
Seperti kita tahu bahwa Jerman terkenal dengan perusahaan otomotifnya
yang memiliki teknologi canggih. Salah satu produknya yang terkenal adalah
Mercedes-Benz. Sebuah nama yang sudah tak asing lagi bagi masyarakat dunia
mengenai merk otomitif yang bonafid.
Museum Mercedes-Benz terletak
tidak jauh dari pusta kota Stuttgart yaitu di Mercedesstrasse 100, untuk menuju
kesana kami menggunakan kereta yang ditempuh dalam waktu 10 menit saja. Dari
stasiun tempat kami berhenti kami harus berjalan kaki sekitar 5 menit menuju
Museumnya, kondisi jalannya sangat ramai walaupun begitu ketika kami hendak
menyebrang, mobil-mobil langsung berhenti memberi kami wkatu untuk menyeberang
jalan. Ketika diamati, hampir setiap mobil yang lewat bermerk Mercedes-Benz.
Sesampai di pelataran Museumnya, kami
sempat terkesima melihat arsitektur bangunan museum tersebut, sangat futuristik
dan modern. Setelah masuk ke dalam, kami harus menitipkan tas dan jaket kami di
tempat penitipan barang. Setelah itu kami mengantri tiket.
Untuk masuk ke museum ini kami
tidak membayar biaya masuknya karena gratis, setelah itu kami diberi sbeuah
perangkat guide audio yang harus kami pakai selama tour museum. Jadi alat ini
berfungsi sebagai pengganti guide untuk menjelaskan beberapa hal. Kami kemudian
menuju kamtai dua dengan lift yang bentuknya seperti kapsul. Di lantai ini lah
mulai diceritakan asal muasal mengenai perkembangan transportasi di Jerman
sejak belum ditemukannya mesin, masih menggunakan tenaga kuda. Untuk
menggunakan guide audio, kami harus mencari sinyal terdekat yaitu diorama mana
yang ingin diketahui, kemudian kami tinggal memilih tombol untuk memilih.
Di museum Mercedes-Benz
diperlihatkan bagaimana asal muasal Mercedes-Benz ini didirikan, produk apa
saja yang telah mereka produksi. Setelah puas berjalan-jalan, kami sempatkan
untuk membeli oleh-oleh khas Mercy di sebuah outlet.
Setelah selesai terkesima dengan
mobil-mobil mewah di museum Mercy, perjalanan selanjutnya kami lanjutkan ke Weissenhofmuseum
im Haus Le Corbusier, yaitu Rumah yang didesain oleh Le Corbusier yang terletak
di Rathenaustrasse 1.
Untuk menuju kesana, kami harus
menggunakan kereta untuk kembali ke main station kemudian kami berganti
kendaraan dengan bus yang mneuju ke Rathenaustrasse. Lokasinya berada di
dataran yang lebih tinggi, sehingga kami bisa melihat kota Stuttgart
keseluruhan.
Sampai di lokasi, kami kemudian
dipandu oleh seorang pemandu yang kemudian akan memandu kami menjelajahi isi
rumah Le Corbusier yang sekarang menjadi sebuah museum dan menjelajahi kompleks
perumahan baru disekitarnya.
Rumah Le Corbusier ini sangat
modern pada masanya. Sudah mempertimbangkan mengenai penggunaan-penggunaan
ruang yang berukuran minimal guna mendapatkan fungsi yang maksimal. Lokasi nya
yang strategis memungkinkan kami bisa melihat pemandangan alam yang indah dari
balik jendela kamar serta dari balkon rumah. Seluruh penjuru ruang kmai
jelajahi, semua perabot yang ada masih sama dnegan yang lama.
Selanjutnya kami mulai untuk
menjelajah kompleks perumahan di sekitar rumah Le Corbusier tersebut. Beberapa
rumah didesain oleh arsitek yang berbeda. Desain tersebut juga termasuk desain
yang modern pada masa itu. Rumah-rumah tersebut memiliki luasan yang berbeda
dan model yang berbeda pula. Setiap rumah memiliki ciri khas dari arsiteknya
dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Beberapa rumah karena memiliki
desain yang aneh pada masa lalu, membuat rumah-rumah tersebut menjadi tidak
diminati oleh masyarakat Stuttgart. Tapi kini, rumah-rumah tersebut sudah
banyak yang menghuni, tentu saja dnegan harga yang tidak murah tentunya. Sebab
selain faktor arsitektur bangunannya, faktor lingkungan yang nyaman untuk
tempat tinggal sangat mendukung lokasi tersebut untuk tinggal.
No comments:
Post a Comment