...
tujuh tahun
84 bulan
2555 hari
...
bukan waktu yang sebentar untuk sebuah kebersamaan dengan lima orang perempuan yang aku kenal saat kelas 1 SMA dan kemudian kami berkomitmen menjadi sebuah 'genk'.
bahkan bukan wkatu yang sebentar untuk sebuah komunikasi panjang lintas kota di pulau Jawa ini.
terimakasih facebook, twitter, handphone...
aku bingung untuk memulai perbincangan di blog ini mengenai hal ini. ah random.
mungkin benar aku jahat, aku kejam, aku sok pinter ataupun aku sok hebat. yah,, that's me.
perjalanan panjang dnegan segala lika-liku telah membuat aku menjadi seperti ini. menjadi seorang sosok yang terlalu 'kejam' dan 'keras' untuk menghadapi masalah yang aku bilang masalah 'njelehi'.
masalah cinta.
aku mungkin yang memulai gencatan senjata ini, perang dingin ini. handphone ku tak ada lagi sms masuk ataupun telepon dari mereka. TL ku tidak lagi ada mensyen dari mereka yang selalu membuat heboh. Grup di facebook sepi, kau bahkan terkadang malas membukanya. Entah ini apa.
apa aku kerasukan?
well,
aku mungkin terlalu cepat puber dalam hal cinta dibanding mereka, bukan sebuah kesombongan, aku sudah pernah merasakan pacaran lebih dulu. walopun akhirnya cerita pacaranku tewas begitu saja. tak berlanjut. lalu apa? ah sudahlah. mungkin aku ingin sekali membunuh mantan-mantanku yang bodoh semua itu.
ketika aku sedang dalam tahap FIL, mereka ga. dan ketika mereka sdg FIL semua aku ga ngerasain perasaan itu kepada seorang priapun. salah gue?
aku sedang malas, aku sudah merancang tujuan untuk tidak dulu membuat hal hal bernama jatuh cinta dnegan mudah. aku yakin aku punya jodoh. kali ini aku sedang fokus berkarya. mungkin tujuan masing-maisng orang itu berbeda ya. mereka ga seperti aku. aku ga seperti mereka. biarlah.
sebagai teman, aku ga pernah pengen yang namanya ngeliat temenku sendiri yang sudah aku anggap sodara-kami punya barang yang sama banyak banget; kami sudah merencanakan masa depan kami kelak kalo kami sudah bersuami dan punya anak kami akan setia bersama sampai tua; aku ga mau mereka menderita hanya karena masalah njelehi bernama cinta. yasudah sih, cinta itu gausah dikejar, kita itu mawar yang bukan takdirnya mengejar kumbang. bolehlah sedikit berpetualang, tapi jangan sampai kalian seperti orang yang sengaja membodohi hidup kalian yang sebenarnya sungguh indah dan penuh kesempatan.
jangan seperti cewek-cewek yang tidak mengenyam bangku sekolah terbaik,
jangan sampai kalian melukai hati orang2 di rumah yang kalian sayang,
jangan sampai kalian salah mengartikan perasaan yang sebenarnya ga seperti yang kalian harap,
jangan sampai kalian dicap buruk oleh para pria-pria brengsek itu.
aku bahkan ingin ngebully salah satu pria yang sudah masuk dalam black list ku yang sudah 10 tahun mempermainkan temenku itu. FAK!
aku berusaha menjadi barrier. tapi aku salah mungkin. barrier ada untuk menghempas pecahan ombak ke pantai. begitu yang aku melihat keadaannya. tapi batu karang tetap saja batu, dia akan luluh karena kekuatan air. baiklah, aku runtuh, aku memutuskan untuk tidak peduli. bahkan orang lain pernah berkata padaku, ketika aku memilih untuk tidak peduli sama saja aku meninggalkan mereka. meninggalkan segunung kebahagiaan yang pernah aku rasakan sejak aku remaja sampai aku menjadi wanita muda sekarang ini.
aku kadang kasian ketika kalian bercerita macam itu, aku takut kalian akan merasa hal yang paling pahit yang mungkin tak pernah terbesit di pikiran kalian. why? karena cinta itu terkadang jahat. aku bahkan belum pernah merasakan. aku iri? ga juga. aku sudah mengalahkan rasa bersaing untuk cinta dengan pujaan masa depan untuk bercita-cita. aku hanya ingin bisa menjadi diriku sendiri tanpa harus aku mencari cinta yang dipaksakan. aku sudah muak, tresno kui kadang njelehi dab!
aku tak mengatakan yang kalian lakukan itu salah. move on itu memang sulit, kadang juga aku masih kepikiran seseorang yang telah lama meninggalkan aku, bahakn dia meninggalkan luka tersakit yang pernah ada. luka yang tak bisa diobati hanya dengan tidur dan minum obat, karena apa? karena aku pernah mencintai seseorang sepenuh hatiku dan dia mengkhianatiku dengan membuat cintaku ini seperti barang di supermarket. luka yang aku tak bisa lagi percaya pada lelaki manapun yang ingin bersamaku. luka yang aku ingin membunuh dia dan mengantarkan dia ke neraka. dia brengsek. sangat brengsek. dia tak layak hidup ataupun menikmati kebahagiaan setelah dia menenggelamkanku dalam lautan penderitaan. aku bangkit. aku sadar dia bukan masa depan. dia hanya kotoran ayam yang sempat nongol saat aku jalan. langkahi saja. sayang bgt kalo sampe jimmy choo ku menginjak. dia tak lebih dari sekedar pria yang gagal asuhan. dia gagal asuhan. bersedihlah orangtua yang membuat dia berada di dunia ini. bersedihlah mereka. kenapa tuhan juga menciptakan dia. kadang aku berpikir, tuhan tak hanya menciptakan hal yang baik, tapi juga yang buruk, supaya kita bisa memilih. ga langsung mengambil dan memakai.
fine,perasaan tak bisa terbohongi. perasaan bukan sebuah sistem komputer yang bisa menjaring ini benar dan itu salah. tuhan maha baik, tuhan maha sempurna menciptakan perasaan manusia dengan akal dan perasaan. let's get mature. think the best for you/ life is sooo muuucccchhh uselessss when you think you can get it easily and never think beyond your ability. let's make your life precious. do something. do it better. sometimes love is a big rubbish and you have to decide, throw it or collect it.
jadi, aku mungkin salah. tapi aku adalah tipe orang gengsi. yang enggan untuk memeluk. atau aku lebih memilih berpisah. what do you think?
sebenarnya hal ini adalah hal yang paling aku takutkan sejak lama. kebosanan, pertengkaran, serta kejenuhan. apakah aku sedang mengalami fase itu?
maaf bila aku menulis ini semua lewat blog. kenapa? aku sudah tak punya tempat untuk bercerita selain tempat ini. lalu apa?
aku masih disini, termenung, tapi masih dengan keegoisan setinggi gunung semeru. aku tak akan membuat 7 tahun itu sia-sia. aku tak boleh meninggalkan kalian.
-antara mengerjakan corel yang not responding terus, sheila on seven, katy perry, adele, nicki minaj-
http://arinialive.blogspot.com/2012/07/dear-resti.html
ReplyDelete