Aku selalu percaya, pada semua hal yang terjadi padaku adalah karena kehendak-Nya. Pemikiran ini mendarah daging sejak aku kecil. Hal ini meminimalisir rasa kecewa dan sakit hati kalo pas lagi down banget sama situasi dan kondisi yang pas kebetulan terjadi.
Hal ini berlaku buat skripsi dan thesis *the thing that i have to face till 6 month later*
Skripsi telah selesai dengan nilai yang lumayan memuaskan dengan tema yang bagiku menyenangkan dan dengan kenangan yang super duper menggilakan. Kini, thesis adalah hal selanjutnya setelah konsekuensi skripsi selesai dengan indahnya.
Tuhan maha mendengar dan maha pengabul doa. Thesis kali ini aku dibimbing oleh profesor sbg pembimbing utama serta dosbing skripsiku kemarin sbg dosbing kedua. My first dosbing is my ketua jurusan. Sibuk, jarang punya waktu dan pinter banget. Sayangnya aku dapet dia karena my last proposal thesis itu berkaitan sama lingkungan. Ini agak sedikit maksa, karena sebenernya aku ga suka sama yang namanya lingkungan. Walhasil judul tertolak oleh dosen makul Metopen dan aku galau.
Judul kemudian terombak oleh pak dosbing pertama dengan menawarkan opsi lingkungan atau gender. Hei! Why gender why? Skripsi kemarin aku udah capek banget bahas ini. Sekarang harus lagi. Then singkat cerita setelah judul judul selanjutnya ditolak-ditolak, otakku ambyaar, aku dikasih pencerahan yang mungkin bisa membelokkan langkahku.
Dosbing pertamaku adalah tipikal orang yang sangat optimis dan selalu bervisi kedepan. Aku suka banget ikut kuliahnya. Membuka pikiran dnegan hal yang selama ini tertutup dan dianggap tabu untuk diperbincangkan dalam hal perencanaan.
Entah aku haris bagaimana. Aku sudah dapat pencerahan hanya saja aku butuh teman untuk berdiskusi. Aku jarang banget bisa nyambung ngomong sama orang. Sebenernya aku open minded sm orang lain, tapi terkadang aku sulit dipahami maksud dan tujuannya dalam berbicara sehingga aku ga sellau bisa enak ngobrol sama orang kalo lagi bahas hal tertentu.
Sekarang aku merasa ansos luar biasa dan mungkin terlihat banyak menyendiri dan makan serta tidur. Kepalaku sakit. Terlalu banyak isi yang ingin aku keluarkan dan bicarakan, entah pada siapa. Hanya setiap malam, pada bantal. Sembari mungkin meneteskan air mata.
Aku yakin, dengan semua yang terjadi padaku adalah jalan dari Tuhan. Meskipun aku menajdi seperti ini. Menjadi manusia yang terlihat seperti onggokan sampah karena akhir tahun ini aku sangat tidka produktif. Menjadi manusia yang menyebalkan karena penyakit kepo yang bikin orang2 disekitarku merasa terancam. Menjadi teman yang suka cari masalah dan ngambekan pada setiap kesempatan. Menjadi orang yang tidak peduli pada kesehatan diri sendiri karena makanan sudah tidka terkontrol dan jam tidur yang sudah tidak termaafkan. Menjadi anak yang sampai saat ini masih menyusahkan orang tua karena masih minta ini itu tanpa berusaha untuk mengabulkannya sendiri.
Aku yakin, Tuhan ngasih jalan kaya gini biar aku sadar dan mikir. Ada banyak kesempatan yang sebenernya terbuka lebar kalo aku mau.
No comments:
Post a Comment