May 10, 2011
“Hi, I’m twenty ‘something’, and I’m single”
“Hi, I’m twenty ‘something’, and I’m single” =D
Well, I dare you to say that statement in front of your class!!! Are you ready guys????!!!
Oke, sebut saja aku gila atau semacamnya. Menyuruh orang untuk ‘menjual’ statusnya yang single kepada semua teman kelasnya. Aku sekarang emang berusia twenty something dan aku benar-benar single. I’m not in a relationship anymore. I don’t have someone whom I’m waiting for his messages or his calls. Semacam malu mungkin, ketika harus menulis SINGLE di akun jejaring social, atau ga punya obrolan mengasyikan tentang malam minggu dengan beberapa teman wanita saat break kuliah.
Dan bagiku yang namanya perasaan ini bener-bener kadang bikin aku bertanya-tanya. Sejelek apakah aku ini ya, sampe dari sekian ribu pria di fakultas teknik ini g ada yang melirikku. What’s a shame….
Aku mahasiswi yang ga popular memang. Bukan merupakan seorang cewek punya peringkat cewek paling cantik di web kampus. Aku bukan seorang mahasiswi dengan indeks prestasi yang paling tinggi di angkatanku. Aku bukan pula seorang mahasiswa yang over aktiv dalam semua kegiatan kemahasiswaan. Aku ya aku. Seorang mahasiswa yang punya muka standar, IPK standar juga, dan kegiatan yang memang terbilang standar juga. Mahasiswa yang suka menulis di blog gara-gara pengen tulisannya itu dikomen semua orang, dan udah hamper 3 bulan ini menjadi seorang vegan parsial.
Intinya aku standar banget.
So what???!!!
Ketika aku mesti liat kenyataan kalo orang yang bagiku mereka itu berada di bawah standarku, tapi mereka bisa punya gandengan, kayak ditampar.
Itu kalo aku lagi sombong.
Kalau hal ini dianalisis menggunakan proses perencanaan (tssaaahhh…gaya banget ni mahasiswi PWK), sebuah hal bisa gagal secara logika dapat terjadi karena 2 hal yaitu :
1. Ada yang salah pada Subjeknya, atau
2. Ada yang salah pada Objeknya.
Karena aku orang yang pada dasarnya egois pake banget, maka yang aku selidiki adalah si Subjeknya, yaitu aku. Dalam mencari seorang pendamping, tentu aja aku gamau asal. Bukan beli kucing dalam karung. Ini mencari teman yang akan berbagi hati, berbagi kasur, berbagi mobil, berbagi kasih sayang dan cinta sampe kita keliatan tua renta dan berpisah hanya karena kedatangan malaikat pencabut nyawa.
Dari kesemua itulah aku akhirnya ngelist pria yang macam apa yang harus aku pilih. Mulai dari kecerdasan, keagamaan, ketampanan, perilaku, hobi, pendidikan, keluarga dll. Too much criterias ya?? Well,, makanya banyak banget cowok yang pada ngeper ketika lagi pdkt sama aku. Ada yang bilang aku baik, tapi too perfectionist. Ada juga yang bilang aku terlalu sibuk dengan duniaku, aku terlalu jutek, cuek. Lah,,apalah itu namanya. Aku Cuma ga mau hidupku kayak novel, cerita dan film-2 yang ceritanya termehek-mehek banget. Aku Cuma pengen bahagia aja. That’s it. Dan bagiku itu semua yang aku butukan untuk mencapai kebahagiaan. Kata ibuku aku idealis, mantanku juga bilang gitu. Itu ga idealis, itu sangat-2 realistis. Because life is hard, and I need a strong partner. Jawaban yang simple kan?
Sekarang, giliran objeknya. Yaitu para pria. Kayaknya ada yang salah dengan mereka. Hello, aku ga jelek-2 amat kan? You can see me, I’m an attractive girl. Even I’m not pretty much, but I’m little bit sweet. Dan mungkin bisa dibilang aku “act like a lady and think like a bitch”. Sedikit nakal,,uppsss,,menggoda…men like it actually, don’t you?
Selain itu aku ga bego-2 amat, selera music, fesyen dan humorku cukup bagus.
Lagi-lagi aku harus dihadapkan pada kenyatan bahwa, pria-pra itu ngeper. Hi, hello,,kalo lo bener-2 jantan lo mesti maju terus bro!!! ayo dapatkan gue!!!!!
Yak…terkesan bitch bgt ya aku ngomong kayak gtu. Tapi mau gimana lagi. It’s better to be single than having a wrong relationship. Siapa setuju?? Makanya aku betah nyingle. Daripada aku nyesel ketika harus terpaksa jalan dengan pria yang less from criterias, trus tiba-2 aku ketemu the perfect man itu, dan bikin pacarku sakit hati kan kalo aku putusin? Mending juga menjadi single. Bisa lirik sana-sini termasuk lirik punya orang, kali aja oke,,bisa buat referensi juga kan….
Kalo kataku, memilih pria yang tepat itu kayak milih sepatu di sebuah toko. Banyak banget pilihan, model, merk, harga dan kualitasnya. Mau pilih mana? Itu tergantung kita. Bagaimana kita pintar-pintar memilih. Kan ada tuh sepatu yang bagus, tapi pas dipake bikin lecet. Ada juga yang jelek tapi nyaman dipake. Sepatu itu kan mesti nyaman dipake sama kita, ga bikin lecet dan tentu aja boosting our appearences. Selain enak dipake mesti bagus juga. Itu dia,,,susahnya,,,, nyariiii…tuh sepatuuuu……
Man isn’t a thing. Tapi yang tadi itu kan Cuma perumpamaan aja…
For my age, twenty something, udah bisa dibilang bukan saatnya milih pacar yang mesti gradak gruduk kesana kemari mbuang duit buat jajan. Tapi udah saatnya milih calon suami,, S-U-A-M-I. Semua orang tua berharap anaknya bisa dapet suami yang udah mapan, sehingga bisa nguripi, istilah jawanya.
Aku masih gamang ketika aku yang udah twenty something ini dituntut utuk memilih suami, bukan pacar lagi. Ada yang bilang, kalo cewek makin tua, makin susah dapet jodohnya. Terkadang aku pengen ngebunuh orang yang bikin pepatah-pepatah pesimis macam itu. Aku percaya jodoh itu di tangan Tuhan, ga ada yang tau, kapan Tuhan bakal ngirim ‘kado’ itu buat kita. Dan usia, bukan sebuah factor yang memalukan. Lagi-lagi karena aku orang timur, orang Jawa. Yang punya pandangan bahwa perawan tua itu ga baik. Siapa sih yang niat pengen jadi perawan tua??? Arrrgggghhhh lagi-lagi pemikiran kuno makin bikin aku jengah.
Aku masih belum siap kalo aku harus ‘act like a wife when I talk to him’ atau ‘think to pregnant and caring the baby’ omaigat. It’s so complicated for me. Aku harus mulai mikirin gimana aku bakal mengurus sebuah rumah tangga, melayani suami,mengatur keuangan, merawat anak. Mungkinkah aku bakal ninggalin semua hal yang selama ini aku cita-citakan? Get some scholarships to study abroad, visit so many countries which are listed on my wall, working like a professional, earn some money from my job and buy some stuffs.
Say that I’m a liberalist. Westernisasi telah mencuci otakku dengan detergen yang ngebuat aku galau, gamang, bimbang…………………………aku Cuma bisa berdoa sama Tuhan semoga aku diberikan jodoh di dunia dan akhirat yang membahagiakanku selalu, aku udah muak sakit hti sma pria, padahal sekalipun aku ga pernah ngebuat mereka sakit hati.
At least, I’m twenty something, im single, happy and I’m waiting for my perfect man!!!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Masuk Sekolah
Assalamualaykum teman-teman blog! Sudah lama sekali ga menyapa lewat blog, alasan klasik tolong diterima ya. ...
-
Kemarin tepatnya hari kamis 14 April 2016 aku main ke Shinkenjuku. FYI, shinkenjuku adalah bimbel matematika yang mengusung tujuan supaya a...
-
Menikah adalah prosesi sakral dan suci yang diharapkan hanya sekali seumur hidup aja terjadi pada setiap manusia. Begitu pula denganku,...
No comments:
Post a Comment